Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pembununuhan karena tersinggung atau sakit hati marak terjadi belakangan ini. Menurut data kepolisian, hingga bulan September ada 500 kasus pembunuhan yang di antaranya disebabkan karena ketersinggungan.
"Sampai dengan September kemarin, kasus pembunuhan sekitar 500 lebih, harus didalami dulu datanya," ucap Kabiro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, saat dihubungi, Rabu (21/11/2018) malam.
Dari 500 kasus pembunuhan, Dedi masih belum memaparkan berapa banyak kasus pembunuhan yang disebabkan karena sakit hati. Menurutnya perlu ditinjau kembali apakah motif sakit hati atau tersinggung menjadi hal yang dominan.
Dedi mengaku, pencegahan pembunuhan dengan motif sakit hati sulit untuk dihilangkan. Perlu pelibatan tokoh-tokoh lain selain Polri.
"Susah juga. Perlu pendekatan masyarakat bisa kendalikan emosi. Pendekatan agama, itu pendekatan efektif untuk pengendalian diri. Peran lingkungan, tokoh formal. Pendekannya harus pendekatan agama," ucap Dedi.
Dalam dua minggu ini, terjadi dua kali pembunuhan atas dasar sakit hati. Polri pun akan menggerakan Bina Masyarakat (Bimas) untuk terjun ke masyarakat mensosialisasikan hidup rukun.
"Dari Bhabinkantibmas, Kanit Bimas, Kasat Bimas akan banyak terjun ke RT/RW sosialisasikan hidup rukun, tidak mudah terpancing emosi dan pererat tali silaturahmi," tuturnya.
Seperti diketahi, dalam waktu yang hampir beruntutan, terjadi dua pembunuhan di wilayah hukum Polda Metro Jaya dengan motif sakit hati. Kejadian pertama terjadi pada Senin (12/11) di Bekasi. Haris Simamora membunuh satu keluarga karena sakit hati sering dianggap tidak berguna.
Selain itu, sepasang kekasih dengan inisial Y (24) dan NR (17) membunuh Ciktuti Iin Puspita pada Selasa (20/11) malam, di Mampang, Jakarta Selatan. Pembunuhan ini diawali dengan cekcok korban dengan NR soal tip pemandu lagu. (dtc)