Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Yogyakarta. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga bermanuver. Untuk menjaring suara di Jawa Tengah (Jateng), timses Prabowo ini berencana mendirikan 'pos pertempuran' di jantung kandang Banteng, Solo.
Rencana pendirian pos pertempuran di Jateng pertama kali disampaikan Direktur Materi Debat BPN, Sudirman Said. Bekas menteri ESDM era Jokowi ini menjelaskan bahwa BPN akan memindahkan pos pemenangan di Jateng pada Januari 2019 besok.
"Prabowo-Sandi menyadari Jateng adalah medan yang menantang, dan pengalaman pilpres 2014 kekalahan Prabowo di Jateng besar. Karena itu Jateng menjadi perhatian khusus. Sudah dipertimbangkan kemungkinan Pak Sandi akan pindahkan pos pemenangan di Jateng," jelasnya.
Ketua BPN DIY, Dharma Setiawan, membenarkan rencana pembentukan 'pos pertempuran' di Jateng. Menurutnya, keberadaan pos di tengah-tengah Pulau Jawa tersebut tidak akan menghapus posko pemenangan BPN di Jakarta.
"Bukan memindahkan BPN Prabowo-Sandi dari Jakarta ke Jawa Tengah, bukan itu. Akan tetapi akan dibuat suatu pos atau posko pemenangan yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa," jelas Sekretaris DDP Partai Gerindra DIY ini, Senin (10/12/2018).
"Kalau BPN-nya tetap di Jakarta, tetap di Kertanegara nomor enam. Karena di situ semuanya berkoordinasi (timses) seluruh Indonesia. Akan tetapi nanti kita bikin semacam pos pertempurannya (di tengah Pulau Jawa)," ungkapnya.
Awalnya BPN Prabowo-Sandi berencana mendirikan 'pos pertempuran' di Yogyakarta. Namun setelah ditimbang-timbang rencana itu urung dilakukan. Akhirnya BPN memutuskan untuk mendirikan pos pertempuran di jantung kandang Banteng, Solo.
"Secara geografi, geopolitik, Solo ini yang paling tepat. Kalau mau ke Semarang cepat, kalau mau ke Yogya gampang, mau sampai ke Banyumas pun masih gampang. Sementara untuk ke timur (Mataraman) kalau dari Solo juga mudah dijangkau," tuturnya.
Sementara Juru Bicara BPN Jateng, Sriyanto Saputro, menjelaskan bahwa rencana didirikannya 'pos pertempuran' di kandang Banteng memang untuk mendongkrak suara Prabowo-Sandi. Targetnya paling tidak paslon nomor urut 02 tersebut bisa mengimbangi Jokowi.
"Soal target, yang pasti Jateng medan menantang dan berharap hasilnya lebih baik dari Pilgub 2018. Kalau target yang penting menang 50%+1," paparnya.
Menanggapi manuver Timses Prabowo, Ketua Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja (TKD KIK) DIY sekaligus Ketua DPD PDIP DIY, Bambang Praswanto, mengaku tak gentar. Pihaknya menegaskan siap menghadapi berbagai manuver Prabowo-Sandi.
"Mau dipindahkan ke Yogya saja siapa takut. Karena tadi saya katakan, sejak tahun 60-an itu memang sudah dikenal Jawa Tengah, Yogya, sama Jawa Timur kandangnya Banteng (PDIP). Jadi kalau dia masuk kan sebagai orang baru," tegasnya.
Pernyataan serupa disampaikan Ketua TKD KIK Jateng, Bambang Wuryanto. Sebagai timses di jantung kandang Banteng, dia mengaku tak gentar menghadapi berbagai manuver BPN. "Monggo saja, mau pindah di manapun hak Pak Sandi dan tim," katanya.
Manuver Prabowo-Sandi ini turut dikomentari Direktur TKN, Aria Bima. Menurutnya, rencana pendirian pos pertempuran BPN di Solo bukan sebagai bentuk ancaman. "Itu bukan ancaman, tapi cambuk bagi kita untuk kerja lebih keras lagi," terangnya.
Meski demikian, diakui atau tidak rencana pendirian 'pos pertempuran' di Solo merupakan ancaman nyata bagi Jokowi. Timses Prabowo juga mengakui bahwa rencana pendirian 'pos pertempuran' tak lain untuk mengoyang suara Jokowi di Jateng.
"Ini (pembentukan pos pertempuran) yang sedang diupayakan oleh tim BPN Prabowo untuk menggoyang dari situ," ujar Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, kepada wartawan di Kota Yogyakarta, Senin (10/12) malam.
"Kunci pemilu pada tahun ini adalah mampu memenangkan tiga (provinsi) Jawa itu (Jabar, Jateng, dan Jatim). Jadi kalau memindahkan (mendirikan pos pertempuran) di Jawa Tengah ini cukup obyektif untuk 'peperangan suara'," pungkas Andi.(dtc)