Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Peduli pada kalangan usia muda atau milenial yang kebanyakan apolitis dan tidak begitu ambil pusing pada persoalan bangsa, Gerakan Milenial Indonesia (GMI) berinisiatif melakukan penyadaran. Termasuk di Sumatera Utara yang terdiri atas 33 kabupaten/kota.
Hari ini, Minggu pagi (13/1/2019), bertempat di Lapangan Merdeka Medan, serangkaian kegiatan diselenggarakan GMI Sumut. Diikuti puluhan pegiatnya yang berusia 17-35 tahun, mereka mendirikan pamflet besar bertuliskan Gerakan Milenial Indonesia dan #Saatnya Milenial Bergerak.
Beberapa dari mereka, berlatar belakang pekerjaan dokter, menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Diperuntukkan bagi siapa saja. Sebagian lainnya memamerkan karikatur-karikatur edukatif tentang kondisi politik nasional.
Kepada sebanyak mungkin anak-anak muda yang tengah berolahraga di seputaran Lapangan Merdeka diajak agar lebih sadar politik. Menggunakan hak politiknya dengan benar. Tidak menyebarkan kabar bohong (hoax), menolak politik uang serta melawan perilaku politik berbasis SARA. Menandai sikap setujunya tergadai aksi yang dijalankan GMI, warga diminta membubuhkan tanda tangan di sehelai spanduk besar yang disediakan.
"Kami ingin agar semakin banyak kalangan usia muda atau milenial yang selama ini hanya sibuk dengan gadget atau laptop di atas meja agar lebih sadar politik, apalagi pada Pemilu mendatang suara kalangan milenial cukup besar," kata Ketua GMI Sumut, WH Wibowo menjawab medanbisnisdaily.com.
Berbagai kegiatan diselenggarakan GMI Sumut guna membangkitkan kesadaran politik para pemilih muda. Diskusi dan seminar adalah di antaranya. Maret mendatang, direncanakan digelar simulasi pelaksanaan Pemilu. Akan dibuat tempat pemungutan suara tiruan guna mempraktikkan cara mencoblos di bilik suara.
Ketua GMI Kota Medan, Tengku Karim, menambahkan, tak hanya edukasi politik yang mereka jalankan dalam rangka mendorong kalangan milenial kian produktif. Juga ekonomi dan hukum. Seperti melakukan pelatihan digital marketing.
"Kami ini komunitas yang terbangun atas kesadarannya sendiri. Tidak berafiliasi dengan kelompok atau partai politik tertentu," ujar Karim yang berprofesi sebagai dokter.
Berdiri sejak November lalu, selain di Medan saat ini GMI sudah di Binjai dan Langkat. Dengan jumlah anggota kurang lebih 500 orang. Di kota atau kabupaten lainnya tengah diupayakan berdiri. Sejauh ini sudah dimiliki pegiat GMI di masing-masing wilayah.