Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Simalungun. Dampak longsor yang menutupi jembatan Siduadua di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun yang berulang kali terjadi hingga mengganggu akses transportasi Pematang Siantar-Parapat, mulai menggoyang perekonomian pelaku pariwisata di kawasan Danau Toba.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Simalungun, Husin Toni, Minggu (13/1/2019), mengatakan, pasca longsor di Sibaganding pendapatan hotel dan restoran di Parapat yang berada di kawasan Danau Toba anjlok.
Meski anjlok menurutnya belum sampai membuat para pengusaha hotel dan restoran bangkrut karena masih tetap ada wisatawan yang datang ke Parapat untuk berlibur, baik melalui jalan alternatif maupun Bandara Silangit.
"Memang belum sampai menyebabkan pengusaha hotel dan restoran di Parapat bangkrut atau gulung tikar karena tetal saja masih ada wisatawan yang datang,namun yang pasi pendapatan anjlok tajam," ujar Husin.
Dia mencontohkan, biasanya menjelang Imlek Februari 2019 nanti pesanan kamar hotel di Parapat sudah mulai mengalami peningkatan. Namun hingga saat ini masih sepi.
Pemberitaan media mengenai longsor di Sibaganding dan tenggelamnya KM Sinar Bangun sangat berdampak pada anjloknya pendapatan hotel dan restoran di Parapat. Wisatawan jadi khawatir berkunjung.
Sekretaris Camat Girsang Sipanganbolon, Feri Doni Sinaga, menginformasikan, siang tadi longsor cukup besar kembali terjadi, sehingga arus lalulintas masih harus diatur dengan buka tutup.
"Kembali longsor cukup besar Minggu dini hari sehingga arus lalulintas masih diatur dengan buka tutup," sebut Doni.