Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pengusaha travel alias biro perjalanan mengeluh harga tiket pesawat masih tinggi. Menurut Wakil Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), Budijanto Ardiansyah, harga tiket yang masih tinggi mayoritas untuk rute ke Indonesia Timur.
Selain itu, untuk maskapainya, Budijanto menyebut Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air.
"Hampir semua, seperti Garuda & Sriwijaya. Kebanyakan Indonesia Timur (yang belum turun tarifnya)," ujar Budijanto kepada detikFinance di Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Sebelumnya Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menyatakan tarif pesawat untuk penerbangan domestik turun, dimulai sejak Senin (14/1/2019), cuma hingga kini harga tiket masih tinggi.
Menurut Budijanto mahalnya harga tiket bakal mengurangi minat konsumen memakai pesawat sebagai moda transportasi, khususnya untuk wisata di dalam negeri.
"Yang kita khawatirkan tentulah tingginya harga tiket akan membuat masyarakat enggan melakukan perjalanan dengan pesawat. Sehingga pariwisata dalam negeri juga akan terganggu," ujar Budijanto.
Dia menambahkan pengusaha travel terus menyuarakan penurunan harga tiket, termasuk meminta pemerintah kaji ulang tarif bagasi untuk maskapai murah.
"Intinya kita masih terus mendorong airlines untuk segera menyesuaikan harga, agar tidak terlalu mahal. Begitu juga dengan kebijakan bagasi berbayar, pertemuan-pertemuan akan terus kita lakukan," tutur Budijanto.
Sebelumnya Asita Provinsi Riau menyatakan sejumlah biro perjalanan moda transportasi udara mogok tidak menjual tiket pesawat domestik selama sepekan di wilayah setempat. Dikutip dari Antara, aksi mogok ini sebagai bentuk protes harga tiket pesawat yang masih tinggi
"Ini sebagai bentuk protes perusahaan tour and travel terhadap mahalnya harga tiket pesawat domestik pasca libur tahun baru 2019," kata Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu (16/1/2019). (dtf)