Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Batubara. Akibat jalan utama yang terus tergerus abrasi, aktivitas pelajar untuk menempuh pendidikan menjadi terkendala. Bahkan, ketika air laut tengah tinggi, pelajar harus membuka pakaiannya untuk menyeberang.
"Setiap hari aku lewat sini bang. Aku sekolah di SMK Perikanan. Kalau waktu ombak tinggi, terpaksa aku buka pakaian untuk menyeberang," kata Rio, salah seorang pelajar kepada medanbisnisdaily.com, saat melintas di Jalan Pariwisata, Desa Bandar Rahmad, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.
Ia berharap kepada pemerintah agar segera memperbaiki (membuat) tanggul pemecah ombak, sehingga abrasi tidak semakin meluas.
"Ya aku minta pemerintah segera memperbaiki ini. Kalau jalan lain selain jalan ini ya naik sampan. Tapi makin jauh," katanya.
Kepala Desa Bandar Rahmad, Sub Miswan, mengatakan, kalau permasalahan abrasi di Desa Bandar Rahmad tidak segera ditangani dengan serius, maka Desa Bandar Rahmad akan menjadi lautan. Walaupun tahun 2018 sudah dianggarkan pekerjaan tanggul pemecah ombak, namun hingga kini proyek tersebut tak kunjung selesai bahkan pekerjaan tersebut telah diputus kontrak.
Untuk itu, masyarakat Desa Bandar Rahmad berharap agar proyek tersebut dapat diselesaikan. Jalan tersebut selama ini menjadi akses utama bagi warga. Akibat abrasi itu, masyarakat yang memiliki kendaraan tidak dapat melintas dan terpaksa harus menggunakan sampan.