Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Detail soal rencana pertemuan puncak (KTT) kedua antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un mulai terkuak. Diungkapkan Gedung Putih bahwa Trump dan Kim Jong-Un dijadwalkan akan bertemu pada akhir Februari mendatang.
Pengumuman ini disampaikan Gedung Putih setelah setelah perunding nuklir top Korut, Kim Yong-Chol, bertemu dengan Trump di Washington DC, pekan ini.
"Presiden Donald J Trump bertemu dengan Kim Yong-Chol selama satu setengah jam untuk membahas denuklirisasi dan pertemuan puncak kedua, yang akan digelar mendekati akhir Februari," sebut juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, seperti dilansir Reuters, Sabtu (19/1/2019).
Namun sayangnya Sanders belum menyebutkan lokasi pertemuan. Dinyatakan Sanders bahwa lokasinya akan diumumkan kemudian.
Sejumlah informasi yang beredar di media menyebut Vietnam, yang selama ini punya hubungan baik dengan AS dan Korut, diduga kuat terpilih sebagai lokasi pertemuan puncak kedua ini. Namun spekulasi lain menyebut potensi lokasi lainnya seperti Bangkok, Hawaii atau kembali ke Singapura lagi.
Waktu pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim Jong-Un ini tetap diumumkan meskipun tidak ada indikasi penyelesaian perbedaan soal denuklirisasi antara AS dan Korut. Diketahui bahwa AS menuntut Korut untuk segera meninggalkan program persenjataan nuklir yang mengancam AS, sedangkan Korut menuntut AS mencabut sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadapnya.
Dalam keterangannya, Sanders menyebut bahwa pembicaraan antara Trump dan utusan Korut berlangsung produktif. Namun dia menambahkan bahwa otoritas AS 'akan tetap melanjutkan tekanan dan sanksi terhadap Korea Utara'.
Secara terpisah, kantor kepresidenan Korea Selatan (Korsel) mengharapkan pertemuan kedua ini akan menjadi 'titik balik untuk membangun landasan teguh bagi perdamaian abadi di Semenanjung Korea'.
Juru bicara kepresidenan Korsel, Kim Eui-Kyeom, menyatakan Korsel akan bekerja bersama AS dan negara-negara lainnya untuk 'mencapai hasil konkret dan praktis menuju denuklirisasi total dan perdamaian abadi melalui pertemuan puncak Korea Utara dan AS'. Tidak hanya itu, sebut Kim Eui-Kyeom, otoritas Korsel akan memperluas dialog antar-Korea demi membantu kesuksesan pertemuan Trump dan Kim Jong-Un.
Diketahui bahwa pertemuan puncak pertama antara Trump dan Kim Jong-Un pada Juni 2018 menghasilkan komitmen samar soal denuklirisasi. Hingga kini Kim Jong-Un belum juga menunjukkan langkah-langkah konkret ke arah denuklirisasi seperti diinginkan AS. Namun kedua kepala negara itu sama-sama menyampaikan ketertarikan dalam menggelar pertemuan kedua, yang oleh sejumlah pengamat dipandang terlalu prematur.
Para pengkritik menyebut pertemuan pertama hanya mendongkrak reputasi Kim Jong-Un di mata internasional dan meyakini bahwa Trump sebenarnya melihat pertemuan kedua sebagai cara untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan domestik di AS.(dtc)