Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nusa Dua. Edy Rahmayadi resmi meletakkan jabatannya sebagai Ketum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) hari ini. Edy menyudahi rangkap jabatannya sebagai Ketum PSSI sekaligus Gubernur Sumatera Utara selama 4,5 bulan.
Mantan Pangkostrad ini awalnya terpilih sebagai Ketum PSSI dalam kongres yang digelar pada 10 November 2016 silam. Pada tahun 2018, Edy mencoba peruntungannya dengan mendaftar sebagai calon gubernur Sumut. Karena maju Pilgub, Edy memutuskan cuti sebagai Ketum PSSI sejak 12 Februari 2018 sampai akhir Juni 2018.
"Walaupun tidak ada dalam aturan PSSI untuk saya harus cuti. Tapi saya harus tahu, ini begitu banyak pekerjaan PSSI. Tak mungkin saya berada di sini sedang melakukan kepentingan pribadi sehingga mengorbankan organisasi yang benar-benar ini mandat rakyat," kata Edy kepada wartawan di Medan, 9 Februari 2018.
Edy memenangkan Pilgub Sumut 2018 dan dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada 5 September 2018. Per hari itu, Edy double job sebagai Ketum PSSI. Edy menegaskan rangkap jabatannya tidak mengganggu pemerintahan Sumut.
"Oh tidak dong. Itu kan sudah ada program," kata Edy kepada wartawan seusai dilantik.
Soal rangkap jabatan Edy, Kemendagri pernah mengimbau kepala daerah tidak menjadi pengurus di induk olahraga. Kemendagri mengatakan, kepala daerah harus sepenuh hati mempertanggungjawabkan jabatannya.
"Oleh karena itu, Menteri Dalam Negeri secara simultan mengimbau kepada kepala daerah/wakil kepala daerah untuk tidak ikut serta menjadi pengurus dalam induk olahraga karena olahraga harus diurus sepenuh hati dan waktu yang penuh, tidak boleh sambilan karena tanggung jawabnya berat," kata Sekretaris Ditjen Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik, 25 September 2018.
Seiring berjalannya waktu, desakan agar Edy mundur dari Ketum PSSI bermunculan, salah satunya dengan tagar Edy Out di medsos menyusul hasil buruk Timas Indonesia di Piala AFF 2018. Tim Garuda gagal melaju ke babak semifinal setelah hanya menempati peringkat keempat di Grup B. Meskipun tekanan terus berdatangan kepadanya, Edy menegaskan tak akan melepas jabatannya sebagai Ketum PSSI.
"Saya tak mau mundur dari PSSI. Karena saya cinta dengan PSSI. Kita punya manajemen. Ada waktu kegiatan kongres tahunan, ada kegiatan evaluasi, setiap periode ada jadwalnya. Jadi di mana pun Ketua PSSI berada itu tak masalah," ujar Edy, 6 Desember 2018.
Namun pada kongres PSSI yang digelar di Bali pada 20 Januari 2019, Edy membuat keputusan mundur dari jabatan ketum. Dia menyadari telah gagal menjalankan tugas sebagai pucuk pimpinan di federasi sepakbola Tanah Air itu. Pengunduran diri Edy mengakhiri rangkap jabatannya sebagai Gubernur Sumut selama 4,5 bulan atau 135 hari.
"Ada persoalan yang begitu fenomenal. Dari suporter, pemain, sampai terjadi korban. Ada menyalahi hukum pengaturan skor dan sebagainya. Saya tidak tahu. 32 tahun saya jalani organisasi, PSSI ini paling berat yang saya alami," ujar Edy di Hotel Sofitel, Nusa Dua, hari ini.(dtc)