Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Dibalik kemegahan Tol Trans Jawa yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhir tahun lalu, ditemui beberapa kerusakan tol. Kerusakan itu terjadi tidak lama setelah tol itu diresmikan oleh Jokowi.
Menurut pengamat transportasi dari Unika Soegijpranata Semarang Djoko Setijowarno, kerusakan yang terjadi di ruas-ruas tol Trans Jawa merupakan resiko percepatan pembangunan. Percepatan tersebut membuat beberapa konstruksi jalan menjadi kurang sempurna.
"Konstruksi belum sempurna ya, karena ya target sih ya, ya itulah resiko percepatan ya begitu. Kalau ada target seperti itu ya susah memang, ya siapa yang mau lawan maunya presiden kan?," kata Djoko waktu dihubungi detikFinance, Minggu (20/1/2019).
Salah satu yang disoroti oleh Djoko adalah kesolidan tanah pembentuk jalan tol. Menurutnya, karena percepatan pembangunan tanah pembentuk jalan tol jadi kurang konsolidasinya.
"Jalan tol itu kan artinya jalan yang tidak menggunakan jalan asli, artinya kalau gak tanah galian ya timbunan. Yang penting itu kan konsolidasi tanahnya biar jalannya kuat gak rusak, ini masalah tanahnya, solidasinya kurang," kata Djoko.
Djoko pun membandingkan pembangunan Trans Jawa dengan Tol Jagorawi. Menurutnya, Tol Jagorawi pembangunannya sempurna, salah satunya karena proses konsolidasi tanah yang matang.
"Kalau Tol Jagorawi itu dulu proses konsolidasi tanahnya itu kan lama dan matang sehingga jalannya kuat bagus, itu idealnya bangun jalan tol. Sehingga ketika dioperasikan gak pernah ada longsoran retak, bangun tol ya harus ekstra hati hati lah harus jaga kualitas," kata Djoko. dtc