Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan siap membantu Pemerintah Kota (Pemko) Medan guna memulihkan Kota Medan sebagai predikat kota terkotor versi Menteri Lingkungan Hidup.
"Salah satu peran Muhammadiyah Medan memulihkan kota Medan ikut berpartisipasi ikut membersihkan kota ini adalah dengan cara membangun budaya bersih dan menanamkan mental warga akan kebersihan," kata Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan, H Hasrat Efendi Samosir, ketika melakukan audiensi kepada Wakil Wali Kota Medan, H Akhyar Nasution, Jumat (25/01/2019).
Audiensi PDM Kota Medan tersebut didampingi Wakil Ketua, Rafdinal; Wakil Sekretaris, Satiman; Bendahara, Marshal Naim; dan unsur pimpinan lainnya Muhammad Nur dan Syahrul.
Hasrat menyampaikan memulihkan predikat kota terkotor harus dilakukan. Menurut dia, peran serta kader persyarikatan untuk membudayakan kebersihan di tengah-tengah warga Kota harus dimulai dari mental.
"Mental ini sangat penting, sekaligus memberikan pemahaman secara rinci terhadap arti kesehatan. Dan inilah yang masih kurang di kalangan warga Kota Medan," katanya.
Hasrat juga menyebutkan, budaya bersih harus terus digalakkan. Bahkan Muhammadiyah Medan menyarankan kepada Pemko Medan untuk ikut mengalokasikan dana dalam mengantisipasi banyaknya sampah di Kota Medan.
Muhamamdiyah Medan juga setuju terhadap sikap Wakil Wali Kota Medan agar setiap rumah di Kota Medan memiliki satu kantong plastik setiap rumah, agar sampah yang dihasilkan dari rumah masing-masing tercover dengan baik.
"Satu rumah satu kantong plastik, kami kira tidak lebih dari Rp 10.000. Ini sangat baik untuk membudayakan Medan keluar dari predikat kota terkotor," katanya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, menyampaikan dukungan penuh Muhammadiyah Medan ikut memulihkan Medan dari kota terkotor. "Saya mengucapkan terimakasih, tapi sesungguhnya Medan ini bukan kotor. Hanya saja, versi Menteri LH penilaiannya kita (Medan) kalah dari nilai TPA. Kita tidak memiliki TPA yang representatif. Dan nilainya sangat tinggi 60," kata Akhyar.