Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Salah seorang Manager Geosite Samosir, Ricardo Simanjorang, menampik penjelasan General Manager (GM) Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT), Wan Hidayati pimpinannya di lembaga itu. Ricardo tidak terima dengan pernyataan Hidayati yang menyebut BPGKT tidak kompak sehingga membuat kinerja lembaga itu tidak maksimal.
Menurut Ricardo, masalah yang terjadi di internal BPGKT bukan masalah kompak atau tidak kompak, namun karena pimpinan (GM) yang tidak punya masterplan berupa rencana kerja tahunan maupun jangka menengah dan panjang yang melibatkan 16 manager geosite yang ada di BPGKT.
"Masalahnya bukan kompak atau tak kompak. Masalah pokoknya BPGKT yang dinahkodai oleh GM tidak punya masterplan dan melibatkan manajer-manajer tersebut dalam setiap mengambil kebijakan," katanya.
Selain itu tambah Rikardo, rekomendasi UNESCO belum terlihat di lapangan. Belum ada suatu sistem pengelolaan destinasi yang holistik seperti yang dilakukan di UGG Sewu dan UGG Ciletuh.
"Manajer-manajer geosite sangat berbeda pola pikir dengan GM, dalam membangun Geopark Kaldera Toba. Menurut para manager geosite dibenahi dulu semua geosite sesuai dengan kelima rekomendasi Unesco barulah layak kita menerima sertifikasi Unesco. Nah, GM pola pikirnya disertifikasi dulu baru dilakukan pembenahan. Itukan cara berpikir yang salah dan terbalik," tambah Ricardo.
Terkait soal anggaran, para manager geosite, tambah Ricardo, bukan mengharapkan belas kasihan dari GM dengan TPP-nya. Hanya menuntut kejelasan ada atau tidaknya tersedia honor pengurus dari APBD. Tetapi GM tidak pernah mengkomunikasikannya sampai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD pada tanggal 21 Desember 2018 yang lalu.
"Pertanyaannya adalah kemanakah anggaran BPGKT tahun 2018 yang juga mata anggaran untuk honor pengurus dipergunakan?" tanya Ricardo.
Seperti diberitakan, siang tadi Senin (28/1/2019) komisi B DPRD Sumut menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan BPGKT yang dihadiri Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo.
Dalam RDP itu GM BPGKT Wan Hidayati menyebut para manager geopark yang dipimpinnya tidak kompak. Para manager geosite meminta gaji tetapi tidak bisa diberikan karena tidak ada anggaran, kata Hidayati. RDP ini sendiri merupakan RDP lanjutan dari RDP sebelumnya yang berlangsung 21 Desember 2018.