Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai Indonesia kurang agresif dalam memberikan insentif kepada investor. Hal itu menjadi catatan untuk mendorong pertumbuhan investasi ke depan, khususnya penanaman modal asing (PMA).
"Untuk stimulus PMA, posisi kami sih perlu ada insentif dan yang sudah ada perlu dibuat lebih agresif," kata Kepala BKPM Thomas Lembong dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Dia menilai, negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand jauh lebih agresif dalam mengundang investasi. Negara-negara tersebut dinilai kerap memberi insentif.
"Saya kira bukan rahasia bahwa negara tetangga super agresif dan itu kelihatan dari data-data investasi dan ekspor seperti Vietnam dan Thailand. Mereka gencar kasih insentif dan melakukan deregulasi," jelasnya.
Alhasil, negara-negara itu bisa menikmati buah dari investasi. Untuk itu, kata Thomas, Indonesia juga harus lebih agresif dalam menarik investor.
"Pemerintah Indonesia harus jauh lebih agresif. Apalagi perlu ada pengimbangan untuk kelemahan lain seperti skill defisit tenaga kerja kita, dan kesulitan regulasi, regulasi tumpang tindih dan penyederhanaan," lanjutnya.
Menurutnya, insentif yang ada sekarang belum begitu berhasil mengundang investasi.
"Jadi hemat saya, insentif yang ditawarkan harus bisa lebih agresif daripada yang ada sekarang, karena memang dari angka-angka dan data yang sudah real number, bahwa insentif sekarang ini belum nendang dan berhasil ngangkat," tambahnya.(dtf)