Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tebing Tinggi. Gubernur Sumatra Utara (Gubsu), H Edy Rahmayadi, meresmikan empat bangunan baru milik Pemerintah Kota Tebing Tinggi, ditandai dengan penandatanganan batu prasasti serta pengguntingan pita oleh Ketua TP PKK Provsu Hj Nawal Lubis Edy Rahmayadi, Rabu (30/1/2018), di halaman kantor Balai Kota Jalan Sutomo kota setempat.
Keempat gedung baru berbiaya puluhan miliar rupiah yang dibangun secara bertahap ‘multy years’ dari dana APBD Kota Tebing Tinggi itu masing-masing Mesjid Agung dan gedung Islamic Centre di Jalan Gunung Leuser, gedung Balai Pertemuan Kartini di Jalan Gunung Leuser serta gedung Balai Kota di Jalan Sutomo kota setempat.
Edy Rahmayadi mengatakan, sejak dulu posisi kota Tebing Tinggi merupakan ‘Kota Penghubung’ letaknya sangat strategis dan sangat potensial untuk dijadikan sebagai kota besar, setidaknya ada dua kawasan ekonomi yang apabila hendak menuju kesana pasti melewati Kota Tebing Tinggi, yakni Pelabuhan Kuala Tanjung dan pabrik peleburan aluminium PT Inalum serta kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei.
“Kota Tebing Tinggi adalah kota penghubung dan merupakan kota singgah, jadi saya berharap kedepannya Tebingtinggi menjadi kota besar yang tentunya harus memiliki sarana dan infrastruktur yang baik untuk menunjang kinerja pemerintahannya dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga masyarakatnya,” ujar Edy Rahmayadi.
Sebelumnya Wali Kota Tebing Tinggi H Umar Zunaidi Hasibuan memaparkan, bangunan Mesjid Agung dan gedung Islamic Centre yang menelan dana sekitar Rp 64 miliar itu bisa menampung hingga 3.000 jemaah sedangkan di gedung Islamic Centre yang lokasinya berdampingan mampu menampung sekitar 1.000 pengunjung, sehingga bisa digunakan untuk event-event kegiatan keagamaan tingkat provinsi bahkan nasional.
“Insya Allah seleksi Tilawatil Quran Sumut 2019 dan MTQ Nasional tahun 2020 tingkat Provinsi Sumatera Utara, kami (Pemko Tebing Tinggi) siap menampungnya, tentunya dengan fasilitas yang ada di kota Tebing Tinggi,” jelasnya.
Adapun bangunan gedung Balai Pertemuan Kartini berkapasitas 3.000 pengunjung dengan konstruksi komposit berbiaya Rp 34 miliar itu dibangun untuk menjawab permintaan pemerintah pusat yang menjadikan kota Tebingtinggi ini sebagai kota buffer yang mendukung kegiatan ekonomi baik yang ada di Kuala Tanjung, Sei Mangkei maupun kawasan strategis nasional Danau Toba sebagai kawasan pariwisata. “Maka sebagai titik sentral tersebut, Kota Tebing Tinggi harus mempersiapkan diri,” ujar Umar Zunaidi.
Sedangkan kantor Balai Kota berlantai 4 yang dibangun secara multy years dan berbiaya Rp 34,6 miliar juga menggunakan teknologi konstruksi komposit yaitu gabungan beton dan baja dibangun agar lebih irit biaya. “Kami faham dengan konstruksi tanah kota Tebing Tinggi yang labil sehingga bangunan-bangunan yang akan diresmikan nanti semuanya menggunakan tiang pancang dengan kedalam 11 meter untuk menjamin konstruksi bangunan gedung supaya lebih kokoh,” terang Wali Kota Tebing Tinggi.