Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kurang lebih 700 supir taksi resmi yang beroperasi di kawasan bandar udara internasional Kualanamu resah akibat 'angkutan gelap', yang tidak sedikit menaikkan penumpang. Seperti kendaraan pribadi dan online yang dengan seenaknya menawarkan jasa saat penumpang tiba.
Akibatnya, mereka mengalami kesulitan mencapai target pendapatan harian. Tak jarang para supir yang berasal dari berbagai perusahaan angkutan itu harus berdiam selama 24 jam di bandara agar keesokan harinya mendapat jatah dua trip mengantarkan penumpang. Begitupun hasil yang didapatkan pas-pasan.
Leluasanya 'angkutan gelap' beroperasi di bandara disinyalir karena terjadinya kecurangan oleh sejumlah pihak yang dibekingi oknum aparat. Mereka sengaja mengarahkan penumpang ke kendaraan tak berizin operasi dari otoritas bandara tersebut. Dari situ didapatkan imbalan.
Sekretaris Ikatan Sopir Antar Bandara (Isotarban), Paune Sihotang dan Ketua Keluarga Besar Supir/Angkutan Kota (KESPER) Sumut,Israel Situmeang menjelaskan kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (7/2/2019). Seharusnya pihak Angkasa Pura (AP) II melalui perangkat keamanan bandaranya, yakni Aviation Security menindak tegas orang-orang yang berkeliaran mengarahkan penumpang ke angkutan gelap tersebut.
"Kami kan setiap mobil sudah bayar konsesi sebagai pemasukan bagi negara Rp 1.150.000/tahun, seharusnya dilindungi oleh pihak bandara, bukan membiarkan angkutan gelap sesuka hatinya beroperasi," ujar Paune.
Selain dana konsesi, oleh masing-masing perusahaan setiap bulan mereka juga harus membayar Rp 500.000-Rp 600.000 ke Kokapura.
Pada pertemuan yang digagas Isotarban dan Kesper pekan lalu, keresahan tersebut telah disampaikan ke General Manager Angkasa Pura II, Suwito. Hadir dalam dialog itu para pejabat Angkasa Pura lainnya, perwakilan supir bandara, aparat Polisi dan TNI.
"Kami desak pertemuan itu diadakan agar keresahan supir terjawab. Kalau tidak dipenuhi setidaknya dalam waktu tiga hari terjadi pemogokan. Untungnya GM Angkasa Pura memahami," ungkap Israel.
Pertemuan dengan GM itu menyepakati beberapa hal penting. Pertama, dari pihak supir diangkat 5 orang menjadi satgas guna memantau orang-orang liar yang diduga dibekingi aparat saat menghalau penumpang untuk menggunakan angkutan gelap.
Kedua, tempat parkir taksi resmi dipindahkan ke terminal A untuk mempersempit ruang gerak angkutan gelap. Ketiga, mencabut pembekuan member supir bandara yang terkena sanksi.
"GM juga berjanji akan mencabut BKO aparat polisi dan TNI yang ketahuan membekingi operasi angkutan gelap dan melaporkan ke atasannya. Kami menunggu realisasi janji ini," tegas Israel.
Israel maupun Paune mengapresiasi sikap responsif Suwito mendengarkan keresahan para supir.