Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Lebih dari 50 hektare persawahan di Desa Tambunan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), mengalami kekeringan. Itu terjadi karena saluran Irigasi Silambanua dari Desa Bonandolok sedang mendapat masalah longsor, sehingga irigasi tidak berfungsi.
"Satu bulan lebih kami menunggu agar seluruh irigasi menuju persawahan mengalirkan air. Tapi sejauh ini belum ada pertanda sehingga rencana membuka lahan dan pemupukan sementara dihentikan," ujar, Sihol Hutagaol, seorang petani di Desa Tambunan, Balige, Minggu(10/2/2019).
Dia mengatakan, sesuai perencanaan petani di 3 desa di sekitar Desa Tambunan, termasuk Desa Pagar Aji, Tambunan Baruara, Tambunan Lumbangaol, sebagian sedang memasuki musim tanam dan sebagian lagi baru usai panen menuju pembukaan lahan.
"Dua rencana ini sangat membutuhkan dukungan pengairan yang baik agar berjalan kegiatan petani. Tapi karena irigasi tidak mengalirkan air maka petani lebih memilih sementara menunggu," ujar Sihol Lumbangaol.
Pernyataan senada disampaikan Riana Tambunan. Wanita pemilik lahan pertanian seluas 20 rante itu mengaku, karena irigasi tidak mengalirkan air, tanaman padi berusia 32 hari hingga saat ini belum diberikan pupuk sehingga, dikhawatirkan hasilnya tidak akan maksimal. "Kalau dipaksakan, takut akan lebih bermasalah karena pupuk kimia apabila tidak larut akan berimbas pada kematian tanaman," ucapnya,
Kepala Dinas Pertanian Tobasa, melalui sekretarisnya, Jerri Silaen, membenarkan bahwa saat ini Irigasi Silambanua menuju Desa Hutagaol dan Tambunan sementara sedang tidak berfungsi karena tepat di Desa Matio badan irigasi terputus longsor.
"Laporan sudah kami terima dan diteruskan ke Dinas PUPR Bidang Pengairan dan menurut informasi kini sudah dalam pengerjaan dan dalam waktu dekat sudah akan kembali normal," katanya. Dia pun menyebut bahwa luas lahan pertanian di sekitar Irigasi Silambanua lebih dari 200 hektare.