Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Medan mencatat Merdeka Walk menyumbang sekitar Rp 6 miliar setahun untuk ke kas Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) itu berasal dari transaksi restoran yang berada di pusat kuliner kawasan Lapangan Merdeka, Kota Medan tersebut.
"Sebulan sekitar Rp 500 juta pajak restoran dari Merdeka Walk, setahun sekitar Rp 6 miliar," ujar Kepala BP2RD Medan, Suherman, ketika dikonfirmasi, Sabtu (6/2/2019)
Menurut dia, jika Merdeka Walk ditutup pastinya akan mempengaruhi PAD Kota Medan. Sebab, selama ini pajak restoran dari pusat bisnis tersebut menjadi pemasukan yang cukup besar.
"Kalau dialihkan menjadi RTH (ruang terbuka mijau), maka jelas berdampak terhadap PAD," cetus Suherman.
Diutarakan dia, Merdeka Walk sudah menjadi ikon Kota Medan. Banyak wisatawan lokal, domestik hingga mancanegara yang berkunjung ke sana. Oleh sebab itu, sangat disayangkan jika ditutup.
"Harus menjadi pertimbangan juga kontribusi pajak mereka terhadap PAD Kota Medan. Selain itu, dilihat juga dari sisi urgensinya jika memang keberadaan RTH sangat mendesak," sebutnya.
Seperti diberitakan, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi memiliki wacana untuk menutup Merdeka Walk. Mantan Pangkostrad itu ingin mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka menjadi ruang terbuka hijau (RTH).
Edy Rahmayadi mengaku bakal memindahkan pedagang kuliner di Merdeka Walk. "Iya, sedang saya pelajari. Fungsi Lapangan Merdeka bukan untuk bisnis, tapi ruang terbuka, dan untuk ruang rakyat Sumatra Utara berolahraga (fasilitas sosial)," kata Edy.
Edy mengaku sudah berkomunikasi dengan Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, terkait rencana mengembalikan wajah Lapangan Merdeka Medan ini. "Memang ini program (wewenang) wali kota. Dan saya sudah bicara dengan beliau (tentang rencana pemindahan kuliner Merdeka Walk)," katanya.
Informasi yang diperoleh, wacana pemindahan kuliner di kawasan Lapangan Merdeka sudah mencuat sejak dua pekan lalu. Rencananya, para pedagang tersebut akan dipindahkan ke Jalan Hindu. Namun Edy belum mau menyebut ke mana lokasi pemindahan pedagang kuliner yang selama ini berjualan di kawasan tersebut. Dia hanya kembali menekankan bahwa fungsi Lapangan Merdeka merupakan ruang publik yang harus dilestarikan.
"Iya (rencananya memang akan kita pindahkan), itukan fasos untuk rakyat berolahraga bukan sebagai bisnis," pungkasnya.