Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pandeglang. Data impor jagung yang dipaparkan capres 01 Joko Widodo (Jokowi) menuai kritik. Jokowi menyebut impor jagung bisa ditekan menjadi 180.000 ton pada 2018, namun data Badan Pusat Statistik (BPS) justru berbeda
Menurut data BPS impor jagung sepanjang tahun 2018 mencapai 737,22 ribu ton dengan nilai US$ 150,54 juta. Merespons perbedaan data itu, Presiden Jokowi pun buka suara.
"Ya sekali lagi, kita dari kementerian dan lembaga, misalnya yang berkaitan dengan impor jagung. Ya memang 2018 saya tanya konfirmasi lagi ke Mentan 180.000 (ton), Mendag juga 180.000 dan justru ada ekspor 380 ribu (ton), di debat lupa disebutkan. Data-data dari kementerian," ujar Jokowi saat ditanya wartawan di Lapangan Tegal Papak, Pandeglang, Banten, Senin (18/2/2019).
Jokowi sekali lagi menegaskan data-data jagung dari Kementerian, bukan karangan dia. Menurutnya data 180.000 ton itu bisa saja kuota impor yang tidak jadi, cuma untuk lebih jelasnya perlu cek ke lapangan.
Jokowi menambahkan impor pangan untuk tiga hal. Pertama, cadangan strategis. Kedua, untuk kebutuhan darurat karena bencana alam.
Ketiga, jaga-jaga gagal panen, misalnya karena serangan hama
"Semuanya perlu penjagaan, tapi dari data BPS yang saya terima dari 2018 itu sudah surplus 2,8 juta ton. Tolong konfirmasi ke BPS, jadi apa itu kita itu datanya dari kementerian dari lembaga, bukan ngarang sendiri bukan ngarang-ngarang itu, tolong konfirmasi ke sanalah jangan ke saya," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.(dtf)