Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Beijing. Tekanan berat dari Amerika Serikat memang membuat Huawei kesulitan. Namun sang pendiri dan CEO, Ren Zhengfei, menandaskan perusahaannya takkan hancur karena hal itu, bahkan meskipun AS juga mengajak negara lain untuk memblokir Huawei.
"Tidak ada cara Amerika bisa menghancurkan kami. Dunia tidak bisa meninggalkan kami karena kami lebih maju. Meskipun jika mereka mendorong lebih banyak negara tidak memakai kami untuk sementara, kami selalu bisa memperkecil skala," kata dia dalam wawancara dengan BBC.
Ren mengakui kemungkinan ada dampak signifikan dengan hilangnya sebagian konsumen. Tapi menurutnya, tidak masalah jika Huawei menjadi pemain yang lebih kecil.
Belum lama ini, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, memperingatkan negara sekutu agar tidak menggunakan perangkat Huawei. Menurutnya, hal itu akan mempersulit Washington dalam menjalin kerja sama, misalnya dalam bidang pertahanan.
Selain AS, Australia dan Selandia Baru telah melarang Huawei menggelar jaringan 5G di negaranya. Kanada dan Inggris juga sedang melakukan evaluasi. Tapi Ren mencoba tidak ambil pusing.
"Jika cahaya mati di Barat, di Timur masih akan bersinar. Dan jika di Utara menjadi gelap, masih ada Selatan. Amerika tidak mewakili dunia. Amerika hanya sebagian dari dunia," tandasnya.
Ren menegaskan bahwa tudingan AS yang menyatakan Huawei berpotensi jadi alat spionase pemerintah China adalah mengada-ada. Lebih baik, ia menutup perusahaan jika melakukan hal tersebut.
"Pemerintah China secara jelas mengatakan tidak akan menginstall backdoor apapun. Dan kami juga takkan menginstallnya. Kami tidak akan mengambil risiko bikin muak negara kami dan konsumen kami di seluruh dunia karena hal seperti ini," klaimnya.
"Perusahaan kami tidak akan pernah melakukan aktivitas mata-mata. Jika kami menggelar aksi seperti itu, maka saya akan menutup perusahaan ini," tambah Ren. (dtn)