Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Ponorogo. Prajurit TNI harus berani memakan apa saja untuk bisa bertahan hidup di alam liar tanpa bekal. Termasuk memakan ular sanca seperti dalam latihan yang dilakukan personil pilot tempur Lanud Iswahyudi, Madiun.
Sebanyak 43 personil pilot tempur Lanud Iswahyudi melakukan simulasi survival dasar. Salah satu simulasi yang dilakukan yakni memakan ular untuk bertahan hidup di alam liar.
Letnan 1 Penerbang Sulistyo Laksono Cahyo mengatakan, latihan survival tersebut berlangsung di kawasan Telaga Ngebel sejak Rabu (20/2) hingga Jumat (22/2). Latihan tersebut diikuti para penerbang pesawat tempur agar mereka mampu bertahan hidup di alam liar. Baik di hutan lebat, perairan dan medan berat lainnya.
"Dalam latihan survival dasar ini dinamakan Jungle and Sea Survival, pasukan yang sedang berusaha tetap hidup memanfaatkan bahan makanan alami di hutan," kata Sulistyo saat ditemui di lokasi, Jumat (22/2/2019).
Sulistyo mencontohkan, jika kekurangan makanan para prajurit bisa membuat jebakan untuk menangkap unggas, babi atau ular sebagai bahan makanan. Saat berada di hutan kawasan Ngebel para prajurit dipaksa memakan daging ular sanca.
Para prajurit sudah diajarkan cara mengonsumsi ular dengan aman. Yakni dengan memotong sekitar sejengkal kepala agar terhindar dari bisa atau racun.
"Makan ular itu kan bentuk survival. Apa yang bisa dimakan kita makan untuk bertahan hidup," imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan survival dasar ini masih tergolong mudah. Sebab, bakal ada combat survival yang lokasinya benar-benar terisolasi. Sulistyo melanjutkan, dari seluruh rangkaian survival dasar tersebut, kesulitan terbesar TNI yakni menghindari jebakan yang sengaja dipasang di hutan.
"Kita dipaksa harus waspada karena tidak tahu kapan kita kena jebakan," lanjutnya.
Kemudian menurut Komandan Wing 3 Lanud Iswahyudi, Kolonel Penerbang Muhammad Satryo Utomo, kegiatan survival dasar tersebut merupakan program tahunan.
"Menyiapkan para pilot pesawat tempur untuk bertahan hidup baik di darat maupun di lautan, berbagai rintangan kami siapkan dan beruntung seluruh prajurit siap dan berhasil melewatinya," kata Satryo.
Satryo bersyukur pelatihan tersebut berjalan lancar. Selain itu, ia juga senang karena kegiatan tersebut disambut antusiasme masyarakat Ngebel. Banyaknya pengunjung membuat semangat para prajurit semakin berkobar.
"Jungle and sea survival berjalan lancar dan aman. Semoga ke depan bisa diadakan di Telaga Ngebel lagi," pungkasnya.(dtc)