Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pesawat boeing 737 MAX 8 yang dibawa oleh maskapai Ethiopia rute Addis Ababa, Ethiopia ke Nairobi, Kenya baru saja mengalami kecelakaan. Namun, kecelakaan ini bukan yang pertama kali karena beberapa waktu lalu maskapai Lion Air juga mengalami hal serupa.
Perusahaan asuransi Boeing Co pun harus menghadapi tanggungan klaim dalam jumlah yang besar. Hal itu terjadi, bila didapatkan bukti bahwa pesawat tersebut cacat atau salah.
Saat ini pembayaran asuransi kepada keluarga korban akan dilakukan oleh perusahaan asuransi maskapai terlebih dahulu. Baru setelahnya, perusahaan asuransi maskapai mencari uang pengganti dari perusahaan asuransi milik Boeing Co.
"Jika ada sesuatu yang cacat dalam pesawat atau komponen-komponennya, maka akan mungkin untuk mengajukan klaim terhadap produsen atau maskapai," ungkap Kepala Firma Hukum Irwin Mitchell di London, Clive Garner dikutip dari Reuters, Selasa (12/3/2019).
Sebagai informasi, perusahaan asuransi maskapai biasanya membentuk konsorsium untuk berbagi risiko klaim. Biasanya, penanggung utama akan bertanggung jawab pada sebagian besar risiko. Berdasarkan sumber industri, nilainya pun diperkirakan mencapai US$ 50 juta atau setara dengan Rp 700 miliar (kurs Rp 14.000).
Perusahaan asuransi utama maskapai Ethiopian sendiri adalah Chubb. Kemudian, perantara asuransi yang lain, yakni Willis Tower Watson. Hanya saja, saat dimintai keterangan, pihak Chubb menolak berkomentar.
Sedangkan, perusahaan asuransi utama Boeing Co adalah Britain's Global Aerospace. Dan perantara asuransi Boeing yang lain adalah Marsh. Hanya saja, tak ada sumber yang memberikan perincian finansial kedua perusahaan asuransi tersebut.
Sementara itu, kebijakan di Amerika Serikat memberikan aturan pembayaran kompensasi korban kecelakaan pesawat mencapai US$ 2 juta hingga US$ 3 juta atau Rp 42 miliar per orang. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan kompensasi yang diterapkan oleh Ethiopia sebesar US$ 200 ribu atau 2,8 miliar.
Sedangkan menurut perhitungan Reuters, biaya kompensasi awal untuk semua penumpang berjumlah 157 pada penerbangan pesawat Ethiopia mencapai US$ 25 juta atau sebesar Rp 350 miliar. (dtf)