Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Ottawa. Pemerintah Kanada menegaskan tak akan memerintahkan penghentian penerbangan pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh tiga maskapai penerbangan negara tersebut, kecuali hasil penyelidikan atas kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines memberikan alasan untuk itu.
Catatan keselamatan pesawat Boeing 737 MAX 8 dipertanyakan setelah jatuhnya pesawat tipe tersebut di Ethiopia pada Minggu (10/3) yang menewaskan 157 orang, termasuk 18 warga Kanada.
Di Kanada, ada tiga maskapai, yakni Air Canada, Westjet dan Sunwing yang mengoperasikan 41 unit pesawat Boeing tipe baru tersebut.
"Saya pikir akan prematur (untuk mengkandangkan)," ujar Menteri Transportasi Kanada Marc Garneau seraya menekankan bahwa tipe pesawat tersebut telah terbang "jutaan jam."
"Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan penyebab kecelakaan itu," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (12/3/2019).
Menteri Kanada itu mengakui bahwa pesawat tipe yang sama, yang dioperasikan maskapai Lion Air, telah jatuh di Indonesia pada Oktober 2018 lalu dan menewaskan 189 orang. Namun dikatakannya, para pilot di Kanada yang menerbangkan pesawat tersebut telah mendapatkan pelatihan terbaru mengenai apa yang harus dilakukan "jika ada masalah, seperti dalam kasus Lion Air, yang melibatkan sebuah sensor."
Pesawat Ethiopian Airlines jenis Boeing 737 MAX 8 yang membawa 157 penumpang dan awak, jatuh saat mengudara ke Nairobi, Kenya pada Minggu (11/3) waktu setempat. Pesawat dilaporkan jatuh hanya sekitar enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa. Otoritas Ethiopia telah menyatakan tidak ada yang selamat dalam insiden mengenaskan itu. Disebutkan juga bahwa para korban tewas berasal dari 35 negara.
Penyebab jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ini belum sepenuhnya jelas. Namun pihak Ethiopian Airlines menyatakan pilot sempat melaporkan adanya masalah dan meminta izin untuk terbang kembali ke Addis Ababa.
Pesawat jenis Boeing 737 Max 8 itu baru saja diantarkan ke Ethiopian Airlines pada 15 November 2018. Pesawat itu diklaim telah menjalani 'pemeriksaan awal yang teliti' pada 4 Februari lalu. Ethiopian Airlines menyatakan bahwa pilot yang bertugas adalah Kapten Senior Yared Getachew dengan 'performa terpuji' dan telah mengantongi 8.000 jam terbang. Sedangkan kopilot adalah Ahmed Nur Mohammod Nur dengan 200 jam terbang. (dtc)