Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Serdang Bedagai. Satu unit kapal pukat trawl asal Pagurawan Batubara musnah terbakar, Kamis (28/3/2019) sekira pukul 08.00 WIB di bibir Pantai Merdeka, Dusun I, Desa Bagankuala, Kecamatan Tanjungberingin, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Diduga kuat, imbas dari keresahan warga nelayan Sergai, akibat merajalelanya pukat trawl asal Batubara yang kerap beroperasi di perairan tepi laut di wilayah hukum kabupaten Serdang Bedagai.
Keterangan warga setempat, awalnya sekira 20 sampai 30 kapal kecil tradisional di sekitar Tanjung Beringin, terpancing amarahnya akibat melihat kapal pukat trawl kembali merajalela aksinya menangkap ikan.
"Akhirnya, kejadian yang dikuatirkan itu benar-benar terjadi. Kapal pukat trawl yang beroperasi itu ditarik ke bibir pantai dan berujung aksi pembakaran hingga nyaris tinggal abu. Beruntung seorang ABK dan seorang kapten kapal yang tak diketahui identitasnya selamat dari insiden itu karena berhasil meloloskan diri," kata warga setempat yang enggan sebutkan nama.
Sambungnya lagi, awalnya sebelum kepolisian tiba di lokasi, nakhoda kapal dan ABK sempat diamankan warga di pos KPLP yang tak jauh dari lokasi kejadian. Guna menghindari konflik serta keributan, keduanya dipulangkan ke Pagurawan Batubara dengan menaiki ojek.
"Aku sempat melihat kapten kapal dan ABKnya menaiki ojek untuk pergi ke Batubara. Namun, aku tidak kenal nama dan alamatnya. Kami menduga, aksi pembakaran ini merupakan buntut kekecewaan warga terhadap kapal pukat trawl yang semakin merajalela akibat minimnya tindakan dari pihak terkait," ungkap nelayan Sergai ini.
Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Bagankuala, Syafril, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian. Dia juga mengungkapkan, nelayan Desa Bagan Kkuala saat kejadian, posisinya banyak yang belum melaut dikarenakan air laut masih surut.
Pantauan sekira pukul 10.45 WIB, Kasat Polair Iptu CT Situmorang beserta anggota yang mendapat informasi turun ke lokasi kejadian. Meskipun yang ditemukan hanya bangkai kapal sisa terbakar. kondisi kapal sudah ludes terbakar hanya tersisa mesin jenis dong feng. Kapal yang dibakar itu terlihat dibiarkan begitu saja tanpa diberikan police line sebagai barang bukti.
Konfirmasi di lapangan, Kasat Polair Sergai mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan mencari informasi lanjutan atas peristiwa itu. Saat ditanya mengapa kejadian itu bisa terjadi, pihaknya mengaku penanganan kapal pukat trawl bukan hanya kepada pihaknya saja, namun masih ada instansi yang lain.
Dirinya mengaku, sejak 2018, ada 5 kapal yang ditindak. Sedangkan untuk 2019 belum ada tindakan sama sekali.
Sebelumnya, ribuan nelayan tradisional yang tergabung di Kelompok Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Sergai Kamis (21/3/2019), telah protes dengan melakukan aksi sweeping di tengah laut Tanjung Beringin. Aksi itu merupakan buntut kekesalan nelayan, akibat kian maraknya kapal pukat trawl di perairan Sergai. Bahkan dalam aksi itu, nelayan sempat mengultimatum agar permintaan mereka dalam pemberantasan pukat trawl segera ditindak lanjuti oleh pihak terkait supaya menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Lambannya penangan ini bertentangan dengan aksi ANSU (aliansi nelayan Sumatera Utara) saat dilakukan Jumat, tertanggal 15 Maret 2019, yang mendukung statemen Kapoldasu untuk melarang operasional pukat trawl di wilayah pantai timur Sumut, ungkap Sutrisno ketua ANSU saat dihubungi.