Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Wartawan Suratkabar Harian Posmetro Medan, Budi Hariadi (38) dianiaya dan diancam bunuh di lokasi judi tembak ikan, di Desa Helvetia, Kecamatan Labuhandeli, Kamis (28/3) pukul 14.00 WIB.
Penganiayaan itu terjadi ketika Budi ingin mengkonfirmasi ke areal perjudian tersebut. Setiba di lokasi, Budi masuk ke lokasi judi di areal pertokoan dua pintu. Di dalam, ia bertemu seorang pria diketahui bernama At.
Ia pun memperkenalkan diri sebagai wartawan ingin konfirmasi. "Aku jumpa sama si Ationg itu, kubilang aku wartawan mau konfirmasi. Si At membawa aku ke belakang arena judi," kata Budi kepada wartawan.
Di belakang itu, ia dipertemukan dengan pria berbadan tegap berambut cepak yang sedang duduk di kantin. Pria cepak sebagai pengawas judi di lokasi itu menanyakan jati dirinya dengan meminta kartu pers dan KTP.
"Waktu KTP dan kartu pers aku diambil, mereka memfoto kartu aku itu sambil mengancam akan membunuh aku dan keluarga aku. Bahkan mereka bilang 'jangan macam-macam kau, nanti bisa dipecat dari wartawan'," kata Budi menirukan ancaman pengawas lokasi judi tersebut.
Setelah itu, kartu pers dan KTP pun dipulangkan mereka. Ia beranjak dari belakang itu menuju keluar melewati arean perjudian ikan tersebut. Kesempatan itulah dimanfaatkannya untuk mengambil foto sambil berjalan keluar dari arena judi tersebut.
Tak disangka, At dan pria berbadan tegap melihat pengambilan foto itu. Pria tegap itu langsung menarik HP dan membawa korban ke belakang area lokasi judi. Lantas, data di HP dihapus, selanjutnya Ationg tiba - tiba memulai memukulnya, diikuti pria lainnya hingg aia babak belur.
"Ketika HP aku diambil, si At itu mulai mukuli aku. Makanya yang lain ikut mukul, aku dihajar pakai bangku, gelas dan dipijak - pijak mereka. Ibu yang jaga kantin itu sampai menjerit melihat aku dipukuli," cerita Budi saat membuat laporan di kantor polisi.
Setelah babak belur dianiaya, Hp-nya yang telah dirusak dengan cara dicelupkan ke air, dikembalikan. Korban diperintahkan pulang.
"Pas aku pulang, sempat dibilang mereka 'jangan takut HP kau rusak, nanti bisa diganti'," ungkap Budi.
Pasca kejadian itu, ia pun melaporkan penganiayaan itu ke Polsek Medan Labuhan dengan nomor LP/198/III/SU/2019/PEL-BELAWAN/SEK-MEDAN LABUHAN.