Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Produksi jeruk mengkal untuk bahan baku jus saat ini melimpah. Namun petani jeruk di Langkat kesulitan menjual hasil panennya, ditambah lagi harga jeruk peras/mengkal terus merosot dari Rp 6.000 menjadi Rp 3.500 per kg.
Menurut kalangan petani jeruk, sulitnya menjual jeruk akibat stok jeruk di gudang-gudang penampungan di kawasan Pantai Buaya, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat masih menumpuk. Hal ini akibat dari menurunnya konsumen di beberapa daerah di Sumatra Utara (Sumut) seperti Kota Medan.
"Kita tanya pedagang penampung yang biasa membeli jeruk hasil panen, mereka menyarankan, jeruk jangan dipanen, karena stok di gudang masih banyak, belum dikirim semua. Padahal untuk produksi jeruk peras sudah saatnya dipanen. Jika tidak dipetik, jeruk akan masak," sebut Herman, petani jeruk di kawasan Tungkam Kecamatan Pematang Jaya, Kabupaten Langkat, Kamis (4/4/2019).
Dijelaskan Herman, jika dipanen masak, jeruk yang ada di pohon bakal tidak terjual, karena produksinya mencapai 6 ton. "Kalau nunggu masak, pedagang pembeli buah masak paling mampu hanya 1 ton. Karena belum ada permintaan jeruk masak, tetapi kalau bulan puasa yang akan datang, kemungkinan banyak permintaan," jelasnya.
Menurut kalangan pemilik gudang penampungan jeruk, kurangnya konsumen jeruk untuk minuman jus akibat pasar lagi sepi. "Saat ini produksi semangka dari petani di Sumut sedang ramai, ini sangat berdampak untuk pasar jeruk peras, sehingga pemasaran sedikit tersendat. Kita sarankan, petani menunda dahulu untuk panen jeruk mengkal," sebut Uncis, salah seorang suplier jeruk peras di Pantai Buaya, Besitang.