Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Laba bersih Bank Sumut tergerus menjadi Rp 502,64 miliar per akhir tahun 2018. Capaian tersebut turun dibandingkan posisi laba di akhir tahun 2017 sebesar Rp 630,47 miliar. Tergerusnya labah tersebut salah satu penyebabnya terkait kasus PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance).
Seperti diketahui, Bank Sumut menjadi salah satu pemegang medium term notes (MTN) SNP Finance dengan status sebagai kreditur separatis (dengan jaminan) dengan nilai Rp 148 miliar. Sunprima Finance sudah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga.
Sejumlah pihak menilai Bank Sumut kurang hati-hati dalam menempatkan uang milik masyarakat Sumatra Utara itu ke pihak ketiga. Bank daerah tersebut lebih memilih berinvestasi portofolio, yakni membeli surat utang daripada untuk menguatkan pengusaha-pengusaha lokal, terutama yang berskala kecil.
Keseriusan Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi sebagai pemegang saham pengendali BUMD, khususnya Bank Sumut diragukan. Mantan Komisaris Bank Sumut, Hendra Arbie sangat menyesalkan tidak ada hukuman atau punishment yang dijatuhkan Edy terhadap top manajemen Bank Sumut atas kesalahan mereka yang salah dalam menginvestasikan dana milik perusahaan.
"Manajemen Bank Sumut tidak hati-hati, akibatnya ratusan miliar dana publik hilang. Mereka percaya begitu saja pada KAP D'Lloyd yang menyebutkan rating Sunprima berperingkat A, nyatanyatidak begitu," ujar Hendra kepada medanbisnisdaily.com, Senin (29/4/2019).
Akibat kerugian ratusan miliar itu, ungkapnya, terjadi penurunan laba Bank Sumut. Dalam hal ini para pemilik saham dirugikan, bukannya terjadi peningkatan tetapi justru penurunan.
"Kalau untuk kesalahan fatal semacam itu tidak diberi punishment, nanti kalau ada kesalahan serupa akan dianggap biasa saja," tegas Hendra
Terangnya, di mana-mana di seluruh Indonesia pengelolaan bank daerah seperti Bank Sumut kerap dicampuri kepentingan politik. Tergantung pada kepala daerah. gubernur baru, seketika terpilih langsung membongkar komposisi direksi dan komisaris. Dia menaikkan orang-orang dekatnya.
Hendra diangkat menjadi komisaris oleh gubernur sebelumnya, yakni Erry Nuradi. Setelah 2,5 tahun, ia dipecat Edy. Tanpa ada kajian tentang kinerja.
"Biasa memang seperti itu, di mana-mana begitu. Pemilik saham akan menempatkan orang-orangnya, baik sebagai direksi maupun komisaris," tutur Hendra.