Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Capres Prabowo Subianto kemarin secara khusus mengundang media asing dan meminta agar dugaan kecurangan Pemilu 2019 disampaikan ke dunia. Lalu, bagaimana pemberitaannya?
Pertemuan Prabowo dan media asing itu berlangsung di kediaman Prabowo di Jl Kertanegara, Jakarta Selatan pada Senin (6/5/2019). Berdasarkan keterangan dari BPN Prabowo-Sandi, media internasional yang diundang antara lain Reuters, Asahi Shimbun, Bloomberg, AFP, Al Jazeera, NHK, Nikkei, AP, SMH, VOA, Anadolu, dan lain-lain.
Sehari setelahnya, belum banyak media asing yang menulis hasil wawancara dengan Prabowo. Salah satu yang sudah memberitakannya adalah The Strait Times dengan judul 'Indonesian presidential hopeful Prabowo Subianto calls for data irregularities to be corrected'. Dalam pertemuan itu, Prabowo menyerukan agar kesalahan input data dari TPS diperbaiki.
"Yang kami minta adalah koreksi semua kesalahan. Kami ingin audit IT. Sesederhana itu. Semua salah entri ini harus diperbaiki. Hanya itu yang kami minta," kata Prabowo seperti dilansir The Strait Times.
"Kami meminta verifikasi dan perbaikan dari semua kesalahan ini. Jika mereka memperbaiki ini sebelum 22 Mei, itu sangat mudah. Kalau mereka serius, kami memiliki banyak pakar. Kami bisa mendapatkan pakar internasional. Tinggal lakukan audit IT yang rasional," sambungnya.
Prabowo menambahkan bahwa yang dia minta adalah perbaikan kesalahan yang akan menunjukkan komitmen proses demokrasi yang jujur dan benar. Audit oleh pihak ketiga independen yang diterima kedua kubu akan masuk akal.
Jawaban itu disampaikan Prabowo setelah ditanya dalam jumpa pers apakah Prabowo akan mengambil langkah hukum atau meminta pendukungnya turun ke jalan apabila hasil KPU tidak menguntungkannya.
Prabowo mengakui bahwa usai pengumuman KPU, masih ada langkah hukum berupa gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, dia mengatakan timnya pesimistis bahwa keadilan akan terwujud. Setelah bolak-balik ditanya apakah dia akan meminta pendukungnya untuk protes, Prabowo menegaskan dirinya bukan diktator.
"Apapun yang dilakukan rakyat, itu adalah keputusan rakyat. Saya bukan diktator. Saya tidak akan menyuruh rakyat melakukan ini atau itu. Saya tidak akan menyerukan rakyat untuk turun ke jalan, tapi saya yakin mereka akan melakukannya. Karena jika Anda melihat sejarah, rakyat Indonesia bukan kambing. Mereka tidak akan hanya menerima begitu saja," paparnya.
Prabowo mengatakan bukti kecurangan Pemilu 2019 menumpuk. Seperti ditulis The Strait Times, Prabowo terkesan tidak akan menyerah tanpa perlawanan.
"Kali ini, saya tidak akan menerima hasil kecurangan. Pada 2014, saya sebenarnya tidak menerima (hasilnya) dalam hati. Tapi demi kebaikan negara, saya menerimanya. Saya datang ke pelantikan, saya memberi selamat (ke Jokowi)," kata Prabowo.
"Tapi kali ini pelanggarannya terlalu banyak. Jadi ini tidak mungkin. Saya tidak akan menerima Pemilu yang curang," tutupnya.(dtc)