Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menyikapi ricuh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina dimana Presiden Donald Trump menaikkan tarif menjadi 25% dari 10% terhadap barang-barang asal Cina senilai US$ 200 miliar, pelaku pasar keuangan diperkirakan bakal lebih berhati-hati dalam berinvestasi di pasar modal pada Senin (13/5/2019). Hal ini dikarenakan pasar keuangan global tengah memasuki masa ketidakpastian yang baru.
Menurut Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, kerugian di pasar finansial akan semakin besar jika perang dagang ini tidak berakhir dengan sikap yang melunak antara AS dan Cina. Salah satu penyebabnya adalah pelaku pasar akan lebih memilih membeli asset dalam dolar AS ketimbang harus melakukan investasi di negara yang memiliki resiko lebih tinggi.
"Perang dagang ini sebelumnya telah menyeret IHSG turun dari level 6.600 ke 5.800-an. Kondisi ini bisa saja terulang jika AS nantinya benar-benar dengan sikapnya yang terakhir yakni tetap mempertahankan kenaikan tarif barang-barang asal Cina," katanya, Minggu (12/5/2019).
Gunawan mengatakan, pelaku pasar memang sebaiknya mengambil sikap hati-hati dengan masih berkecamuknya perang dagang tersebut. Rupiah dan IHSG masih sama-sama berpeluang mendapatkan tekanan di awal pekan ini. Tekanan tersebut akan membayangi pasar keuangan RI untuk beberapa lama.
"Jika mengacu kepada perkembangan terakhir, maka tren pasar keuangan kita itu tengah menuju ke tren bearish atau turun," katanya.
Karena itu, Gunawan menyarankan lebih baik mengambil posisi wait and see terlebih dulu. Sampai benar-benar kondisinya tenang. Situasi ini sepertinya akan bertahan hingga akhir bulan Mei ini, kecuali ada perubahan sikap dari Presiden Trump terkait dengan situasi kesepakatan dagang terakhir.