Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkutat di teritori negatif pasca perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Cina kembali berkecambuk, pada perdagangan Rabu (15/5/2019) ditutup melemah karena sentimen dari dalam negeri. Defisit neraca perdagangan RI senilai US$ 2,5 miliar langsung mendapatkan respon negatif dari pelaku pasar dan membuat IHSG langsung berbalik arah hingga akhirnya ditutup terkoreksi 90 poin atau turun 1,48% di level 5.980.
"Padahal IHSG hari ini sempat berada di teritori positif namun tak lama. Rilis data neraca perdagangan yang menyebutkan bahwa neraca perdagangan defisit lebih besar dari perkiraan yakni sebesar US$ 2,5 miliar langsung membuat IHSG jeblok lagi," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin.
Defisit perdagangan berasal dari defisit migas sebesar Us$ 1,49 miliar dan non migas US$ 1,01 miliar.
Gunawan mengatakan, faktor-faktor penekan perlambatan ekonomi mendekati pertengahan tahun ini cukup jelas. Nilai tukar rupiah pun kembali terkena imbasnya. Rupiah cukup tertekan karena penurunan ekspor cukup dalam hingga 10,8% dibandingkan Maret 2019. Padahal pemerintah terus berupaya menggenjot ekspor barang ke luar negeri namun sayangnya ini tidak terealisasi dengan baik.
Uniknya, pada periode April 2019, inflasi April tercatat stabil yakni sebesar 0,44%. Sementara inflasi inti secara year on year (yoy) sebesar 2,83%.
"Saya kira pemerintah berhasil menekan tingkat inflasi. Karena inflasi saat ini cukup rawan terimbas disamping karena peningkatan harga-harga di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran yang biasanya meningkat cukup tinggi," kata Gunawan.