Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Magelang - Api dharma yang diambil dari Mrapen, Grobogan, sudah sampai di Candi Mendut. Sebelum disemayamkan terlebih dahulu dilakukan upacara pensakralan oleh para biksu. Pengambilan api dharma ini dalam rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2563 BE/2019.
Setelah sampai di gerbang Candi Mendut, api dharma disambut Ketua Umum DPP Walubi, Siti Hartati Murdaya dan Dirjen Bimas Buddha, Caliadi. Secara bergantian dilakukan doa pensakralan api dharma oleh biksu sangha, rohaniawan dan majelis-majelis Agama Buddha, sangha secara bergantian.
Dirjen Bimas Buddha, Kemenag, Caliadi menyampaikan ucapan selamat Tri Suci Waisak 2563 BE/2019, semoga dengan perayaan waisak ini senantiasa diberikan sebuah berkah kedamaian, kesehatan, kesejahteraan dan hidup rukun dalam suasana bahagia.
"Tentu baru saja menyambut kedatangan api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan yang disemayamkan di altar pelataran Candi Mendut ini. Tentu ini menjadi sebuah momentum dimana setiap tahun menyambut perayaan waisak, pengambilan air, pengambilan api menjadi sebuah rentetan perayaan Tri Suci Waisak," katanya.
"Melalui kesempatan ini kita sama-sama umat Buddha yang merayakan dan sekaligus nanti menyambut detik-detik waisak kita laksanakan dengan penuh hikmah dan dapat dilaksanakan dengan baik, sekali semoga perayaan waisak tahun ini membawa keberkahan bagi kita semua," lanjut dia saat menyampaikan sambutan di Candi Mendut, Kabupaten Magelang, Jumat (17/5/2019).
Sementara itu, Ketua Umum DPP Walubi Siti Hartati Murdaya mengatakan, saat ini telah menerima api alam yang diambil dari Mrapen, Grobogan. Pengambilan api tersebut merupakan suatu tradisi umat Buddha saatWwaisak dari Mrapen.
"Merupakan suatu tradisi umat Buddha Indonesia mengambil api alam untuk waisak di Mrapen dan mengambil air berkah dari Umbul Jumprit, Temanggung. Sebagai awal rangkaian dari kegiatan Tri Suci Waisak setiap tahun," katanya.
"Kemarin, Kamis (16/5/2019), panitia waisak bersama-sama para biksu sangha, rohaniawan, romo pendita dan pimpinan serta anggota majelis-majelis anggota Walubi telah mengambil air berkah dari Jumprit yang sarana puja melambangkan suatu kesejukan dan kekuatan bagi alam semesta. Begitu pula, pada hari ini api melambangkan penerangan, pencerahan, kekuatan juga bagian daripada kehidupan yang penting dalam alam semesta ini," ujar Murdaya.
Dalam kesempatan tersebut, Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera mengatakan, detik-detik waisak yaitu pada pukul 04.11.09 WIB, dimana bulan bersinar terang full.
"Itu menjadi puncak acara, maka doa yang dilakukan dari sore sampai pagi tanggal 19 Mei, sangat bagus karena kita bisa menunjukkan bahwa umat Buddha bermurah hati untuk membersihkan batin mereka, sama dengan umat yang beragama lain," katanya.
Sebelum api dharma disemayamkan, para biksu dengan diikuti umat Buddha melakukan pradaksina atau berjalan keliling Candi Mendut sebanyak tiga kali. Terakhir, api dharma dimaksukan dalam Candi Mendut untuk disemayamkan semalam bersama air berkah. Kemudian, Sabtu, api dharma dan air berkah dibawa menuju Candi Borobudur.dtc