Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa pihaknya tidak siap untuk membuat kesepakatan dagang dengan Cina.
"Mungkin sekarang mereka berharap menyetujui kesepakatan dagang yang dulu sebelum mencoba melakukan negosiasi ulang. Mereka (sekarang) ingin membuat kesepakatan dagang, namun kami tidak siap," ujar Trump pada sebuah kesempatan konferensi pers di Tokyo, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (28/5/2019).
Trump juga mengatakan bahwa tarif impor AS terhadap produk Cina dapat mengalami kenaikan yang sangat substansial dengan cara yang sangat mudah.
Menurut Trump, pelaku bisnis sudah mulai meninggalkan Cina dan berpindah ke negara bebas tarif, termasuk AS dan negara tetangga Asia lainnya seperti Jepang.
"Saya pikir, suatu saat di masa depan, Cina dan AS akan memiliki kesepakatan dagang yang luar biasa. Saya sangat menantikan saat itu. Karena jujur saja, saya tidak percaya Cina mampu membayar tarif ratusan miliar dolar secara ters menerus," ungkap Trump.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang menanggapi komentar Trump dan mengutip bagaimana Washington kerap kali berubah pendirian terkait potensi tercapainya sebuah kesepakatan.
"Pada saat yang sama, pendirian kami tidak pernah berubah. Cina selalu percaya bahwa perbedaan antara dua negara tentu saja harus diselesaikan melalui konsultasi dan negosiasi yang bersahabat," ujar Lu.
Pada akhir pekan, Cina mengesampingkan persepsi bahwa tarif Trump akan melukai ekonomi negaranya.
"Dampak tarif yang lebih tinggi akan sangat terbatas. Sebaliknya justru merugikan bagi AS," menurut Guo Shuqing, Kepala Regulator Perbankan dan Asuransi Cina.
Guo adalah pejabat keuangan Cina berperingkat tertinggi yang secara terbuka mengomentari kebuntuan perdagangan sejak perundingan dagang mengalami perlambatan.
Sebuah komentar yang diterbitkan oleh kantor berita Xinhua, menuduh AS telah mengkambinghitamkan Cina karena ketidakseimbangan perdagangannya dan bahkan beberapa masalah ekonomi domestik.
"AS berusaha untuk memeras kesepakatan perdagangan yang tidak adil dari Cina, menggunakan langkah-langkah seperti kenaikan tarif dan menargetkan perusahaan-perusahaan teknologinya," tulis Xinhua.
Wacana anti-AS kembali meningkat di Cina sejak pembicaraan dagang gagal serta penetapan sanksi black list terhadap Huawei Technologies Co. dan sejumlah afiliasinya awal bulan ini dalam upaya untuk menghalangi aksesnya ke pasar AS.(bisnis.com)