Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ada sejumlah adik Pramuka ikut bersiaga di Posko Pengamanan Mudik Lebaran kejang Hari Raya Idul Fitri 1440H, Minggu (2/6/2019). Sebanyak tujuh orang; Abdullah (pengawas), Verdi Baskara (Komandan Regu), Yolanda, M Riza Sihbudi Siregar, Tiara Elfira, Cikal Andika dan Kirana Syahputra.
Sudah sejak Kamis (30/5/2019) lalu Abdullah Cs bergabung dengan tim yang terdiri dari berbagai latar belakang institusi (seperti kepolisian, Dinas Perhubungan, Palang Merah Indonesia dan sebagainya) yang berposko di depan Stasiun Kereta Api Medan tersebut.
Mereka semua mengemban tugas menciptakan keamanan dan kelancaran lalulintas bagi para pemudik yang akan menggunakan jasa KA bepergian ke daerah tujuannya.
"Tugas kami menghalau copet kalau ada yang coba-coba ambil kesempatan di tengah keramaian pemudik, kemudian membantu kelancaran lalulintas," kata Verdi menjelaskan kepada medanbisnisdaily.com.
Untuk copet, ungkapnya, sampai hari ini mereka belum menemukan ada yang nekat "berpraktik" di kawasan stasiun. Jika ada, Verdi dan kawan-kawan siap menangkap dan memborgol dengan gari milik polisi yang jadi "kolega"-nya.
Kemacetan lalulintas didepan stasiun, problem yang satu ini yang banyak menuntut kesigapan mereka. Utamanya adalah "mengusir" para pengendara mobil yang tidak tertib memarkirkan mobilnya saat hendak menaikkan atau menurunkan penumpangnya. Baik mobil pribadi maupun angkutan online.
Mobil-mobil itu selalu saja berlalu seenaknya berhenti di bahu jalan sehingga menimbulkan kemacetan. Dalam hal ini Verdi dan keenam rekannya harus sigap. Dengan menggunakan peluit miliknya. Memerintahkan setiap driver agar patuh pada aturan.
Disinilah cerita "duka" alias tak mengenakkan kerap dialami. Mereka tak dianggap atau disepelekan. Tidak dianggap siapa-siapa, sebagai petugas penertiban lalulintas.
Walau pelaku pelanggar ketentuan memberhentikan mobil sudah diminta bergeser ke titik yang benar, tetap saja mereka tak bergerak.
"Itulah nggak enaknya. Walau kami berusaha membantu menciptakan ketertiban dan kelancaran, selalu dicueki," keluh Abdullah.
Menghadapi situasi semacam itu, para relawan yang masih berstatus sebagai pelajar itu tak merasa harus ngotot-ngototan. Tapi tetap berusaha persuasif dengan cara membujuk.
Melatih kesabaran sebagai orang muda, sebagaimana dijelaskan Yolanda, adalah manfaat lain yang mereka dapatkan dari sikap kesukarelaan membantu pengamanan mudik.
Satu ketika yakni empat tahun lalu, kisah Abdullah, pernah dia dipancing seorang pengemudi mobil untuk bentrok. Dengan cara membenturkan tubuhnya ke arah Abdullah. Namun tidak diladeni.
"Tugas kami menciptakan kelancaran dan keamanan, kalau ada pengendara yang berniat tidak baik, kami laporkan ke Pak Polisi," terang Abdullah.
Setiap hari, sejak pukul 08.00 - 16.00 WIB, hingga malam takbiran (diperkirakan jatuh pada 4/6/2019) para Pramuka tersebut akan bertugas.
Yang jadi kebanggaan bagi mereka dari kegiatan ini adalah ketika ada pejabat pemerintah yang hadir menyambangi ke posko. Misalnya, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin yang kemarin siang (1/6/2019) berkunjung. Lalu Gubernur Edy Rahmayadi walau hanya memantau stadium KA.
"Dari pantauan kami, ternyata hanya 40% pengemudi mobil di Kota Medan yang patuh pada aturan lalulintas, lebih banyak yang tidak patuh," tegas Abdullah.