Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kabupaten Pakpak Bharat memiliki potensi yang sangat besar untuk pertanaman nenas. Melihat peluang yang sangat besar untuk pasar ekspor, daerah ini pun digiring menjadi sentra produksi nenas dengan terus menggalakkan penanamannya. Selain itu, ketersediaan bahan baku ini diharapkan akan bisa menggaet investor untuk membangun industri pengolahan nenas di Pakpak Bharat.
Saat ini, sentra penanaman nenas di Pakpak Bharat sudah ada di Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan STTU Julu. Luas lahannya per petani cukup beragam mulai dari 3 hektare, 5 hektare dan 10 hektare. Varietas yang ditanam sama dengan yang ada di Malaysia dan India.
Wakil Ketua Umum Pengurus Nasional Asosiasi Pengembangan Produk Agrobisnis Indonesia (APPIKI) Bidang Perdagangan Internasional, Investasi & Promosi Produk, Robby Aswin, mengatakan, dengan sistem pemupukan yang tepat, saat ini tanaman nenas di Pakpak Bharat sudah menghasilkan panen sekitar 50-75 buah/hektare. Ukuran tinggi buahnya 25 sampai 30 cm dan berat rata-rata 0,75 sampai 1 kg.
"Tentu ini potensi yang sangat besar. Terlebih mengingat pasar ekspor untuk nenas masih sangat besar," katanya, Minggu (9/6/2019).
Robby mengatakan, pihaknya sudah meninjau langsung tanaman nenas Sindeka Salak dan di beberapa kecamatan pada Jumat (24/5/2019) lalu bersama Dinas Koperasi & UMKM Kabupaten Pakpak Bharat. Tentunya pengembangan harus dilakukan secara maksimal jika ingin tembus pasar ekspor.
Karena nenas Pakpak Bharat ini akan bersaing dengan nenas asal Keningau Provinsi Sabah Malaysia yang dibudidayakan oleh seorang pengusaha terkenal di Kampung Bomboi dengan berbagai varietas dan terdaftar resmi pada Dewan Industri Nanas Malaysia. Nenas yang dihasilkannya menjadi favorit bagi banyak konsumen.
Berdasarkan statistik Dewan Industri Nanas Malaysia, luas total pertanaman nenas di negara tersebut mencapai 30 hektare dengan nilai produksi RM 750 juta dan nilai ekspor tahunan RM 410 juta pada 700 metrik ton. Dewan Industri Nanas Malaysia menargetkan meningkatkan ekspor nenas nasional menjadi RM 620 juta pada tahun 2020.
Jika merujuk pada data tersebut, tentu potensi pasar ekspor nenas sangat besar. Karena itu, Pakpak Bharat diharapkan bisa menjadi sentra nenas dan produknya bisa bersaing dengan negara lain.
Pakpak Bharat, kata Robby, juga harus memahami perkembangan global dan pemikirannya harus berorientasi ekspor. "Jika perlu, lakukan studi banding ke negara lain dan bekerjasamalah dengan pihak asosiasi agar program serta kebijakan strategis yang akan dilakukan tidak sia-sia," katanya.
Pihak Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melalui Dinas Koperasi & UMKM, kata Robby, tentu bisa melakukan sosialisasi/pembinaan kepada pelaku UKM/Kelompok Tani memulai tanaman nenas ini dengan merawat serta pemupukan bagus. Dengan begitu, ukuran buahnya menjadi khas dan unik sehingga akan dilirik sejumlah industri/calon investor negara lain. Tentu juga diharapkan mampu menjaga keseimbangan pasokan bahan baku (raw material) agar ada jaminan bagi calon investor jika nantinya ingin membangun industri pengolahan di Pakpak Bharat.