Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Produksi kebun kakao yang dikelola rakyat di Sumatra Utara (Sumut) mencapai 41.520,52 ton dengan luas 58.007,31 hektare. Produksi tersebut sekitar 98,41% dari total produksi Sumut sebanyak 42.191,33 ton dengan luas 58.457,55 hektare. Sisanya sekitar 1,59% Berasal dari perkebunan yang dikelola perkebunan besar swasta nasional (PBSN) sebanyak 670,81 ton dengan luasan mencapai 450,24 hektare.
Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawati mengatakan, berbeda dengan komoditi perkebunan lainnya terutama sawit dan karet yang masih banyak dikelola perusahaan perkebunan, untuk kakao hampir seluruhnya dikelola oleh rakyat. "Sentranya ada di Asahan, Langkat, Mandailing Natal, Simalungun, Deliserdang, Nias dan Nias Selatan," katanya, Jumat (14/6/2019).
Hanya saja, katanya, pengelolaan kebun Kakao oleh rakyat masih sangat tradisional sehingga produksinya juga berbeda dengan yang dihasilkan oleh perusahaan. Itu sebabnya, pihaknya terus mendorong petani untuk bisa mengelola kebunnya dengan lebih baik sehingga bisa menghasilkan buah yang bernas dan sesuai keinginan pasar internasional.
Pasar ekspor yang masih terbatas lebar memang menjadi peluang bagi petani kakao. Apalagi produksinya masih bisa digenjot dari yang saat ini berkisar 25 ton/hektare.
"Sumut juga sudah punya sumber entres kakao di Deliserdang seluas 2 hektare. Jadi penggunaan benih unggul akan menjamin tanaman lebih berkualitas dan menghasilkan produksi lebih banyak dibandingkan tanaman sebelumnya," kata Herawati.