Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Suasana di lokasi panggung Toba Caldera Word Music Festival (TCWMF) 2019, di Buukit Singgolom, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatra Utara, Jumat sore (14/6/2019) mendadak heboh. Pasalnya tak lama saat kelompok Mataniari yang dikomandoi Raja Seruling Marsius Sitohang menggelar gladi resik dengan membawa sejumlah reportoar uning-uningan antara lain "Sing sing so" dan dilanjutkan dengan "Aro-aro", panggung utama mendadak roboh.
Hal itu dikarenakan angin yang datang sekejap, menerpa panggung utama yang berukuran 8 x 12 meter itu. Peristiwa berlangsung sekitar pukul 15.10 WIB. Tim Mataniari sendiri akan tampil malam ini, Jumat (14/6/2019) sekitar pukul 20.00 WIB.
"Brekk.... panggung tumbang. Sejumlah pranca yang menjadi penyanggah panggung dan tempat pengeras suara patah. Beruntung tim Mataniari sudah sempat keluar dari panggung. Namun sejumlah peralatan pentas berupa alat musik, pengeras suara dan lampu panggung dipastikan mengalami kerusakan. "Enggak kena, cuma disorong angin saja," kata Marsius.
Direktur Pemasaran Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT) Basar Simanjuntak yang ditanya medanbisnisdaily.com, tidak banyak memberikan komentar. "Angin kencang," katanya.
Sebelumnya hembusan angin memang beberapa kali menerpa stand-stand yang berada di lokasi acara. Bahkan beberapa kali, produk-produk yang dijual di stand berserakan karena hembusan angin.
Melengkapi informasi, penggalan syair lagu "Sing-sing So" sendiri ada yang berbunyi..."ulluson ahu o allogo" (hembuskan aku o angin). Selain itu, konon reportoar "Aro-aro" dulunya dimainkan untuk memanggil hujan.