Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Kepala Dinas Perikanan Kota Gunungsitoli, Aliran Telaumbanua, membenarkan harga ikan di pasar saat ini relatif mahal. Hal ini dikarenakan hasil produksi ikan konsumsi dari nelayan terbatas, seperti ikan tongkol, kakap, tenggiri, kerapu, dan lainnya.
"Kita harus akui kondisi ini dikeluhkan sebagian masyarakat," kata Aliran Telaumbanua, kepada medanbisnisdaily.com, Senin (17/6/2019).
Menurut Aliran Telaumbanua, terbatasnya produksi ikan dari nelayan lantaran para nelayan sudah beralih mencari ikan Zongo atau sering disebut ikan kambing-kambing. Peralihan tersebut sudah berlangsung hampir 3 minggu sejak musim panen berjalan. Ia mengatakan, musim ikan Zongo terjadi satu sampai dua kali dalam setahun.
"Ikan Zongo merupakan ikan ekspor yg memiliki nilai harga yang fantastis. Ada 15 orang pedagang, pengumpul ikan ini di Kota Gunungsitoli. Membeli dari nelayan dengan harga Rp50 ribu sampai Rp70 ribu per kg. Rata-rata mereka menampung atau membeli dari nelayan selama satu minggu 4sampai 8 ton per minggu per per pedagang," tuturnya.
Dengan harga tersebut, rata-rata nelayan bisa berpenghasilan Rp1 juta-Rp3 juta per dua hari dengan menggunakan perahu 0.5 gt. Kalau nelayan mengguanakan kapal nelayan berbobot 5-10 gt penghasilannya bisa mencapai Rp20 juta-Rp50 juta per minggu.
"Harus dimaklumi karena saat ini sedang musim ikan Zongo. Sebagian nelayan melupakan sementara menangkap ikan laut lainnya. Sehingga di pasar sekarang terbatas ikan konsumsi. Ini tidak bisa kita batasi. Namun tidak berarti tidak ada ikan sama sekali di pasar. Ada, namun relatif mahal dari hari biasanya. Masyarakat harus sabar karena para nelayan tentu mengutamakan pendapatan besar," ujarnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk membudidaya ikan tawar seperti ikan lele dan ikan nila. Di pasar, harga ikan lele dan ikan nila saat ini bekisar Rp25 ribu sampai Rp 30 ribu per kg.