Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. General manager merupakan posisi yang senantiasa disasar oleh para pekerja industri perhotelan. Untuk mencapai posisi tersebut, adakalanya pengalaman bekerja mengalahkan latar belakang pendidikan. Hal ini bisa kita susuri dari figur figur yang menjabat GM hotel. Mereka tak selamanya berlangkat dari perguruan tinggi di bidang hospitality.
Salah satunya seperti Heriyanto, 42 yang kesehariannya kini menjabat General Manager Antares Hotel dan Grand Antares Hotel di Jalan SM Raja Medan. Latar berlakang pedidikannya hanya sampai D 1 di LP3M. Namun, pria kelahiran Medan 18 Mei 1977 ini justru menghabiskan perjalanan kariernya di industri perhotelan.
Menariknya, ia melewati jenjang karier dari salah satu posisi bawah sekali yaitu sebagai Linen Attendant saat baru lulus SMA. Linen Attendant adalah bagian yang bertanggung jawab dalam hal pengadaan dan
penggantian linen (termasuk sprei) untuk keperluan kamar, ruang pertemuan, restoran, dan outlet lainnya di hotel. “Saya PKL di Hotel Garuda Citra lalu tamat SMA ditawari kerja Linen Attendant,” kenangnya.
Sejak itu, seiriing waktu, ia berpindah posisi pekerjaan. Semua departemen/bagian di hotel sudah dijalaninya. Mulai dari housekeeping yang mengurusi kamar, marketing dan front office untuk melayani tamuyang datang dan pergi, hingga kini menempati posisi puncak. “Semua pekerjaan yang saya jalani menyenangkan karena saya menjadikan pekerjaan sebagai hobi selain ibadah,” ungkapnya kepada medanbisnisdaily.com di ruang restoran Hotel Grand Antares, pekan ini.
Satu hal yang membuatnya senang bekerja di hotel adalah karena banyak berinteraksi dengan orang lain dan mengenal bermacam tipe manusia. Dalam membangun tim kerja, Heriyanto mengatakan sebagai pimpinan tidak perlu otoriter. “Kita harus juga mau menerima masukan dari bawahan,” tegasnya.
Selain itu ia juga selalu menekankan pentingnya mengkaji diri. Dalam hal terjadi permasalahan di antara karyawan, menurutnya tidak boleh langsung memvonis bersalah. Harus mendengarkan dari dua pihak.
“Jangan mendengarkan hanya dari satu pihak karena belum tentu benar apa yang disampaikannya,” ujarnya.
Terkait kesalahan yang dilakukan anak buah ia berpendapat selagi bisa diperbaiki kenapa tidak. “Kalau masih bisa kita didik, kita didik. Tapi kalau sudah menyangkut uang, itu berat konsekuensinya,” tegasnya.
Dalam bekerja, Heriyanto selalu menekankan rasa ikhlas dan menanamkan rasa bersyukur termasuk atas pencapaian karirnya saat ini. Di samping itu jiwa melayani harus dibangun terus karena pekerjaan di hotel
adalah hospitality, yakni melayani setiap orang khususnya tamu.
Ayah tiga anak Diva Rayana, Aulia Rasyiid dan Arka Wardhana ini menyadari sebagai hotelier memiliki sangat sedikit waktu bersama keluarga. Wajar saja karena pagi pagi sekali ia sudah harus berangkat
bekerja sementara anak-anak masih tidur dan pulang ke rumah malam hari. Apalagi ia juga aktif di organisasi Indonesia Hotel General Manager Association (IGHMA) DPD Sumut di seksi Keanggotaan serta juga
sebagai Sekjen Komunitas Fortuner id42ner chapter Sumut.
Namun ia berusaha menyempatkan diri bersama buah hati minimal satu jam dengan menjemput dari sekolah atau sebaliknya tergantung kesempatan.
Meski jarang bisa lama berkumpul dengan keluarga, Heri berharap anak-anaknya tahu ayahnya bekerja membanting tulang untuk mereka dan baginya bekerja itu adalah ibadah sedangkan jabatan adalah amanah yang dititipkan Allah yang harus dipertanggungjawabkan kelak.