Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Asyik juga mendengarkan rakyat berbicara tentang calon wali kota atau bupati menjelang musim Pilkada Serentak September 2020. “Kita bosan dengan yang lama,” kata yang satu. “Perlu wajah baru,” seru yang lain.
Aduhai, sepertinya para calon kepala daerah (KDh) diandaikan bagai penyanyi atau bahkan gairah kepada handphone dari generasi terbaru. Padahal wajah baru belum pasti juga menjanjikan keberhasilan.
Bagaimana gerangan mengubah cara berpikir masyarakat yang merindukan sosok pemimpin, macam itu? Saya kira, kata kuncinya bukan pada figur yang baru, atau lama, melainkan apakah dia memberikan harapan bagi masa depan daerah yang kelak dipimpinnya.
Andaikan ada tokoh yang misalnya meyakinkan dan mampu mengubah nasib pedagang kaki lima ke dalam tatanan ekonomi formal yang bermartabat, mungkin akan membuat paradigma rakyat tentang pemimpin akan berubah.
Kata kuncinya, rakyat harus dikagetkan bahwa ada sesuatu yang baru dari sang pemimpin. Sejenis shock of the new. Bukan cuma kalimat bernada gombal bahwa “jika saya menjadi pemimpin, maka biaya pendidikan dan kesehatan akan gratis.”
Jika shock of the new itu tidak ada, maka rakyat akan kembali bagai menonton film Hindustan, atau Hollywood. Oh, ini idola saya, dan seperti galibnya budaya massa, maka tokoh idola pun silih ganti sesuai permintaan pasar.
Kira-kira, ibaratnya, pada suatu musim penyanyi dangdut si Anu lah yang dielu-elukan. Tapi tidak mungkin terus menerus, karena apa yang dianggap baru, lama-lama menjadi membosankan, sehingga dibutuhkan munculnya penyanyi baru yang sesuai selera pasar.
Terciptalah khayalan baru yang usianya tidak lama. Repotnya, jabatan walikota dan bupati itu lima tahun. Beda jika yang diandalkan adalah serangkaian harapan, yang masuk akal, mungkin akan lebih menggoda dan langgeng.
Saya lebih menganjurkan agar warga kota tidak terpaut kepada figur lama atau baru, tetapi kepada shock of the new yang dimiliki sang kandidat. Siapa gerangan, atau adakah gerangan?