Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Kecuali petahana Dzulmi Eldin, kita tidak tahu bagaimana gagasan sembilan bakal calon lainnnya yang berminat menjadi kandidat Wali Kota Medan membenahi kota tercinta ini. Bagaimana mereka mengatasi problem banjir, pedagang kakilima, ruang terbuka hijau (RTH) yang minim, menciptakan arus lalulintas yang lancar, kota bersih sampah, mengentaskan kemiskinan dan lain sebagainya.
Padahal, kita ingin pemimpin yang kompeten memberesi masalah yang membelit kota ini. Kita tidak ingin bagai membeli kucing dalam karung. Kita ingin tokoh yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah perkotaan.
Barangkali, sejak dini ada baiknya dilakukan uji publik, katakanlah oleh sebuah institusi kredibel dan independen. Saya kira sangat tepat jika dilakukan oleh kalangan kampus. Hitung-hitung sebagai bagian dari pengabdian kemasyarakatan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi.
Agaknya, sebuah model panel diskusi layak digelar. Mereka yang berminat menjadi kandidat Wali Kota Medan bergiliran menyampaikan visi dan misi serta gagasan-gagasannya membenahi kota ini.
Sejumlah pakar sesuai bidang yang didiskusikan akan tampil sebagai panelis yang akan menguji pikiran-pikiran para kandidat. Terbuka di depan umum, dan diberitakan secara meluas di media massa.
Barulah kemudian masyarakat akan menilai secara bebas dan sendiri-sendiri sebelum kelak menentukan pilihannya ketika saat mencoblos tiba di hari pemilihan.
Barangkai, juga dapat menjadi masukan bagi partai politik sebelum menentukan siapa kandidat yang mereka usung dalam Pilkada.
Cara ini, saya kira, merupakan pendidikan politik bagi masyarakat. Sekaligus akan mencerdaskan masyarakat dalam menentukan pilihannya.
Barangkali, cara ini adalah sebuah ikhtiar agar faktor-faktor money politics dan politik identitas tak lagi mempengaruhi para pemilih. Sebaliknya, para pemilih diharapkan akan memilih kandidat pemimpin berdasarkan gagasan-gagasan yang cemerlang.
Tentu saja bukan gagasan yang sekadar menjual-janji-janji manis. Melainkan gagasan yang workable, masuk akal, konferehensif, baik program dan anggarannya.
Kita berharap ada perguruan tinggi yang merespon wacana ini. Saya kira kampus harus berada di garis terdepan untuk mempelopori gagasan yang menentukan masa depan kota tercinta ini.