Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapsel. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Bismark Martua Siregar, mengatakan, Pemkab terus menggalakkan penanaman kopi ateng. Menurutnya, kopi ateng diyakini lebih menguntungkan dan sangat cocok dengan kondisi alam Tapsel.
“Hasil penelitian menunjukkan kopi ateng sangat cocok dengan zona ketinggian daerah Tapanuli Selatan, khususnya dataran tinggi seperti Sipirok. Penampilan tanaman yang pendek dan kekar serta buahnya yang lebat lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan jenis kopi lain, bahkan kopi ateng bisa bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan kopi lainnya,” ujar Bismar Mattia Siregar, Sabtu (13/07/2019).
Saat ini Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan terus menggalakkan para petani atau kelompok petani untuk lebih giat menanam kopi ateng.
"Pemerintah kabupaten akan terus membuka lahan baru bagi kelompok tani untuk bercocok tanam Kopi Ateng,"tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua KUD Lancat Nauli, Haposan Pasaribu. Ia mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan sudah menyediakan lahan seluas 130 ha untuk pembudidayaan kopi ateng di areal perkebunan Aek Godang, Kelurahan Lancat Jae, Kecamatan Arse.
“Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan sudah memberikan izin lahan penanaman kopi ateng kepada kami seluas 130 ha, 27 ha di antaranya sudah siap panen dalam waktu dekat, sisanya sudah mulai kita tanami,” ujarnya.
Melihat animo petani yang tergabung dalam KUD Lancat Nauli, Haposan Pasaribu meminta kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan untuk terus menambah luas lahan bagi petani.
Bagi masyarakat Sipirok, kopi ateng sebenarnya sudah menjadi idola para petani kopi sejak dulu. Warga menamakan kopi ateng karena tinggi tanaman ini tergolong pendek, namun memiliki kelebihan atau keunggulan dari tanaman jenis kopi lainnya seperti kopi arabika.
"Kopi ateng itu mudah laku dan sangat dicari konsumen," ujar P Hasibuan (49), warga Desa Lancat Nauli, petani kopi yang tergabung dalam KUD Lancat Nauli.
Petani yang puluhan tahun menjadi petani kopi ini menjelaskan, kopi ateng saat ini merupakan tanaman primadona bagi petani di daerah Sipirok.