Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Eksistensi hutan pinus di kawasan Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara terancam punah. Pasalnya, dalam setahun terakhir warga ramai-ramai alih profesi dari petani konfenvional menjadi penyadap getah pinus (pakkoak-red). Pohon yang disadap dipastikan menjadi kering dan mati.
Kawasan hutan pinus di beberapa kecamatan di Tapanuli Utara kini terancam gundul. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, maka akan memicu bencana dan kerusakan lingkungan akibat maraknya aksi penyadapan getah pinus.
Salah satu kawasan hutan di Kecamatan Siatasbarita, tepatnya di sekitar Bukit Siatasbarita, aksi penyadapan getah pinus marak terjadi. Di lokasi ini terdapat hamparan hutan pinus yang menambah eksotisme objek wisata Salib Kasih.
Keterangan warga sekitar, aktivitas warga penyadap getah sudah berlangsung sejak setahun terakhir. "Hampir seluruh warga desa kami sejak setahun terakhir beralih profesi menjadi penyadap getah. Di desa lain juga seperti itu, karena harga cukup menggiurkan," kata seorang warga mengaku bermarga Simorangkir di Desa Lobu Hole, Kecamatan Siatasbarita, Sabtu (13/7/2019).
Dijelaskannya, getah pinus hasil sadapan dihargai Rp 15.000.kg. Namun dipastikan setelah pohon pinus yang disadap getahnya dalam beberapa tahun akan mati dengan sendirinya. Padahal dilihat dari diameter pohon sudah berumur puluhan tahun.
ST Simorangkir, warga Desa Simorangkir Julu juga menjelaskan kalau kawasan hutan Salib Kasih juga tidak luput dari aksi penyadapan getah pinus. Namun dalam beberapa waktu belakangan ini sedikit reda dan main "kucing-kucingan" dengan petugas .
"Sebagian hutan pinus di kawasan Salib Kasih juga mengalami hal yang sama (diambil getahnya), tapi belakangan sudah dilarang," katanya.
Ia mengakui kawasan hutan pinus di desanya sudah mengalami kerusakan. Beberapa kepala desa di sekitar kawasan hutan pinus Bukit Siatas Barita diduga tutup mata, melakukan pembiaran atas maraknya penyadapan getah pinus oleh masyarakat.
Kepala Desa Lobu Hole, Marajon Simorangkir, tidak bersedia dikonfirmasi soal maraknya penyadapan getah pinus oleh warganya. Saat wartawan menemui di kediamanya, ia tidak bersedia dijumpai dengan menutup pintu rumahnya.