Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Ada kabar yang sangat mengejutkan di akhir pekan kemarin, di mana kabar terkait pertemuan Presiden Joko Widodo dengan rivalnya saat pemilihan Presiden Bapak Prabowo Sukbianto. Pertemuan kedua tokoh besar nasional tersebut menjadi kabar baik dan seakan mengakhiri rivalitas antara kedua pasangan yang sempat memanas sebelumnya.
Saya menilai pertemuan ini menjadi pertemuan bersejarah, mengingat kondisi politik yang terlanjur panas seakan memecah masyarakat dalam dua kelompok besar, di mana kedua kelompok besar tersebut dilabelin istilah cebong dan kampret. Rivalitas seperti ini memang seyogyanya berakhir seiring dengan usainya keputusan MK beberapa waktu lalu yang telah menetapkan keputusan pemenang Pil[res 2019.
Nah, sudah barang pasti pertemuan tersebut memberikan manfaat besar bukan hanya bagi kondisi sosial politik masyarakat, namun saya menilai pasar keuangan juga berpotensi merespon positif pertemuan tersebut. Di tengah minimnya sentiment pasar keuangan belakangan ini, yang banyak didominasi oleh sejumlah sentiment eksternal.
Membaiknya hubungan antara masing-masing calon ini nantinya akan menjadi salah satu fokus investor dalam pertimbangan kebijakan investasinya. Namun bukan berarti akan menjadi sentimen positif dalam jangka panjang bagi pasar keuangan nasional. Dan bukan tidak mungkin pertemuan tersebut juga tidak memberikan pengaruh apapun bagi pasar keuangan kita.
Kalau mengacu kepada kinerja pasar keuangan yang pada umumnya sangat bergantung kepada kondisi eksternal, saya melihat ada peluang kinerja pasar keuangan kita akan masuk ke teritori positif. Walaupun saya melihat tidak akan ada semacam euphoria dari pertemuan tersebut. Dan saya menilai sentiment positif yang muncul tersebut juga tidak akan berlangsung lama.
Pelaku pasar tetap saja akan sangat rasional dalam mempertimbangkan kebijakan investasinya. Secara pribadi saya menilai tidak akan ada pengaruh yang sangat kuat dari pertemuan tersebut yang bisa digunakan sebagai sentimen positif dalam jangka waktu menengah ke panjang. Kabar baik dari pertemuan tersebut nantinya akan usai bahkan dalam kurun waktu satu hari transaksi saja.
Sebenarnya, yang tak kalah penting dari pertemuan tersebut adalah pidato politik presiden terpilih Bapak Joko Widodo, Minggu malam. Walaupun hanya memberikan gambaran umum terkait dengan program kerjanya di masa yang akan datang. Namun, saya menilai pidato politik Presiden lebih banyak memberikan pengaruh besar bagi pasar keuangan nasional ketimbang pertemuan beliau dengan Pak Prabowo.
Karena gambaran atau bahkan penetapan misi kerja yang akan diemban 5 tahun kedepan ini lebih penting, karena pada dasarnya menjadi penilaian investor dalam 5 tahun kerja Presiden nantinya. Tetapi lagi-lagi saya belum melihat dari pidato tersebut yang nantinya akan mampu menjadi sentimen positif dalam jangka panjang.
Gambaran terkait dengan program kerja presiden lima tahun ke depan belumlah sepesifik. Belum memberikan gambaran eksekusi program yang lebih rinci. Dan juga belum sepenuhnya menjelaskan tatanan teknis pelaksanaannya itu seperti apa. Artinya memang visi Presiden ke depan masih harus diikuti dengan serangkaian kebijakan lanjutan, termasuk salah satunya adalah menetapkan menteri-menteri yang membantu terlaksananya program kerja Presiden tersebut.
Jadi masih ada jalan panjang untuk bermuara pada kesimpulan bahwa program pembangunan Presiden kedepan akan menjadi kabar positif bagi sektor rill dan pasar keuangan kita. Akan tetapi sehebat apapun program yang kerja yang dibangun, memang harus diikuti dengan eksekusi yang tepat di lapangan.
Selanjutnya program kerja tersebut juga tetap memiliki titik kelemahan. Dan yang tak kalah penting respon pasar keuangan itu tidak sepenuhnya hanya melihat program kerja pemerintah. Tetapi sentimen eksternal lain juga akan sangat mempengaruhi. Kombinasi eksternal dan internal (pemerintah) yang nantinya akan menjadi dinamika bagi kinerja pasar keuangan nasional.
Jadi tetap saja pasar keuangan memang akan lebih rasional dalam melihat tren perkembangan ekonomi tanpa hanya melihat satu sisi saja.
*Pengamat ekonomi, alumni UGM Yogyakarta, Bekerja sebagai dosen dan analis di salah satu perusahaan sekuritas di Kota Medan.