Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Melalui aksi damai yang digelar pada 1 Agustus mendatang, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Danau Toba (AMPDT) akan mendesak Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi agar menutup perusahaan budidaya ikan PT Aquafarm Nusantara. Aksi damai bakal digelar di dua tempat; kantor Gubernur Sumut dan Kantor Dinas Lingkungan Hidup Sumut.
Secara terbuka hal itu diungkapkan Koordinator AMPDT, Rico Nainggolan, saat memoderatori Diskusi Publik bertajuk Menakar Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Perkembangan Pariwisata Danau Toba di kampus Unika St. Thomas Medan, Selasa (16/7/2019).
Diskusi menghadirkan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Sumut, Siti Bayu Nasution, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, Arie Prasetyo, founder Sumatera Institute, Jhon Fawer Siahaan dan sebagainya sebagai pembicara. Dihadiri kurang lebih 200 mahasiswa.
"Lewat aksi damai itu kami mau memberikan dukungan kepada Gubernur Sumut agar tidak takut menutup Aquafarm yang kini sudah berganti nama menjadi Regal Springs Indonesia," tegas Rico.
Katanya, Aquafarm sudah terbukti sebagai perusahaan keramba jaring apung (KJA) yang mencemari air Danau Toba. Terbukti dengan dijatuhkannya sanksi administrasi oleh Pemprov Sumut pada Februari lalu. Untuk itu tak perlu gubernur takut menutupnya.
Terangnya, desakan penutupan Aquafarm juga tidak terlepas dari pernyataan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang kembali menegaskan Zero KJA di seluruh perairan Danau Toba. Sudah sejak dua tahun lalu ungkapan serupa disampaikan tetapi tidak kunjung terealisasi.
Luhut meminta agar Gubernur Edy membersihkan Danau Toba dari KJA. Dengan demikian danau terbesar di Asia Tenggara tersebut kembali bersih sesuai baku mutu air baku air minum seperti sedia kala. Dan didatangi wisatawan domestik dan mancanegara.