Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Nama Uli Kozok di kalangan peneliti sejarah dan budaya Indonesia, khususnya Batak cukup dikenal. Associate Profesor Universitas Hawaii, Amerika Serikat ini, kerap melontarkan pernyataan yang menghebohkan. Yang paling terakhir, ketika ia mengungkap misi ganda misioner Nommensen di Tanah Batak pada abad ke-18 M. Penelitiannya itu kemudian ia terbitkan dalam buku berjudul "Utusan Damai di Kemelut Perang : Peran Zending dalam Perang Toba". Buku itu ditentang oleh orang Batak terutama jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) karena dianggap merendahkan Nommensen.
Sebagai peneliti dan pengajar, Uli mengajar di 4 benua, yakni Amerika, Australia, Asia dan Eropa. Bahkan ia memiliki 3 kewarganegaraan, yakni Selandia Baru, Jerman dan Amerika Serikat.
Ditemui saat memberi materi kuliah umum di Gedung Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan (Unimed), Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu (20/7/2019), Uli mengaku sudah jatuh cintah dengan budaya Batak sejak masih kecil. Uli yang pernah mengajar di Unimed (1989-1990) dan juga di Universitas Sumatera Utara (USU) ini menyebut sejarah dan budaya Batak menyimpan keunikan yang menarik dan belum semua tergali.
"Sejak kecil saya suka dengan sejarah dan budaya Batak, itu yang membuat saya datang ke Sumatra Utara," katanya.
Selain hasil-hasil penelitiannya tentang Batak, Uli yang tinggal di Selandia Baru ini, juga dikenal sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan aplikasi software Aksara Batak Toba di Indonesia. Sampai kini software itu diaplikasikan di perangkat komputer dan gadget.
"Saya diminta Ichwan Azhari (sejarawan dari Unimed) untuk membawa materi ini. Sebenarnya aku mau bawa soal sejarah Batak, tapi nanti dibilang mau bikin kontroversi lagi," kata Uli.
Di kuliah umum yang digelar Prodi Antropologi Sosial PPs dan Pendidikan Sejarah Unimed itu, Uli membahas tentang komponis nasional Dr Liberty Manik dari sisi ia sebagai ahli filolog (ahli bahasa kuno).