Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan.Bisnis kuliner memang tidak ada matinya. Usaha yang satu ini terus bertumbuh dan berkembang. Dalam membangun usaha tersebut juga tidak harus memiliki tempat yang mewah, karena bisa merintisnya dari emperan.
Seperti yang dilakukan pengelola usaha Dapur Bunda, Morin Sofyan, membangun usaha masakan khas Mandailing dan Padang dari emperan sekira enam tahun silam di kawasan Pemuda. Dari usaha ini, Morin memberdayakan sebanyak 10 orang tenaga kerja.
Beragam menu yang disajikan, seperti ikan pari tauco, ikan pari sambal, gulai kepala ikan kakap, ikan mas arsik, ikan sale, ikan acar, daun ubi tumbuk.
“Sebenarnya tahun 2005 kita sudah dibuka dengan nama dapur bunda Aisyah dikelola mertua perempuan. Tapi, lambat laun tutup karena mertua sudah tua dan saya juga pindah ke Jakarta karena suami pindah tugas. Jadi sempat vakum selama dua tahun, kemudian balik ke Medan enam tahun lalu. Disini saya coba panggil anggota yang lama, kita mulai dari emperan,”ujar Morin Sofyan, di gerai Dapur Bunda di Jalan Wajir, Rabu (24/7/2019).
Sebelumnya, Morin mengaku sempat berpindah-pindah tempat, karena situasi yang tidak mengizinkan. “Awalnya di Jalan Pemuda, dari sini saya dapat tawaran ke Sogo untuk menyediakan makan karyawan, kita kontrak selama dua tahun dan sudah selesai. Saat ini dengan Parkson untuk karyawan juga, sudah jalan 4 tahun,”ujarnya.
Morin yang mengaku memiliki jiwa dagang ini sangat menyukai rutinitasnya ini. Apalagi baginya melayani konsumen memberikan kepuasan tersendiri.
“Untung sedikit tidak masalah, tapi hati puas. Walaupun capek, tapi rasanya enak orang datang, kita melayaninya,” ujarnya.
Selama enam tahun, membangun usaha, Morin mengaku banyak mendapat masukan dari pelanggannya. Salah satunya agar menunya tidak itu-itu saja. Hal tersebut juga yang motivasi baginya untuk menyediakan beragam varian menu. “Jadi dalam satu hari kita buat 30 menu, tapi memang sedikit-sedikit,” ujarnya.
Dia menambahkan pilihannya menghadirkan menu masakan Mandailing-Padang ini, karena mertuanya yang merupakan suku Mandailing.
“Mertua, Mandailing dan saya Padang. Jadi disini, menu wajibnya itu daun ubi tumbuk dan ikan arsik. Dan Setiap hari Jumat, kita juga menyediakan nasi briani khas India,” ujar Morin yang punya impian memiliki restoran ini.
Morin menambahkan gerainya tersebut lebih pada melayani konsumsi makan siang. “Ini kan makanan berat, jadi kita bukanya hanya untuk makan siang saja,”ujarnya.
Sedangkan untuk harga dia mematok bervariasi, mulai Rp 13.000-Rp 30.000 per porsinya tergantung menu.