Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sumatra Utara (Sumut) memiliki potensi yang besar untuk industri halal. Setidaknya ada 4 sektor yang bisa menjadi andalan Sumut yakni makanan dan minuman, industri pengolahan, pertanian dan wisata halal (halal tourism). Sayangnya, potensi tersebut belum termanfaatkan secara maksimal karena belum ada jaminan terkait kehalalannya.
"Saat ini pangsa pasar industri halal di Sumut sudah berkisar 15-20%. Itu baru dari konsumsi belum produksi. Sumut itu unik, karena Muslim banyak dan yang non Muslim juga banyak. Tentu ini potensi yang seharusnya Sumut manfaatkan untuk menggenjot perekonomian. Tapi memang harus ada kepastian soal kehalalannya yang dijamin dengan sertifikat," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Pada Penandatanganan Nota Kesepahaman Kantor Perwakilan BI Sumut dengan LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut terkait Sertifikat Halal, di Hotel Adimulia, Medan, Senin (29/7/2019).
Wiwiek mengatakan, secara nasional, konsumsi produk halal mencapai US$ 251 miliar/tahun atau sekitar 20-25% dari PDB nasional yang sebanyak US$ 1.000 miliar atau sekitar Rp 14.000 triliun.
Kalau disamakan dengan persentase nasional, maka konsumsi produk halal di Sumut sekitar Rp 40-80 triliun/tahun. Ini membuktikan jika potensinya besar.
Sementara dari sisi pembiayaan syariah, pertumbuhannya masih di bawah kredit perbankan secara keseluruhan. "Ini yang harus didorong karena potensinya besar dan kapasitasya besa. BI terus melakukan pendekatan dengan UMKM syariah dan pesantren. Tentu diharapkan ke depannya ada sentra-sentra produk halal di Sumut," katanya.
Menurut Wiwiek, produk-produk yang dihasilkan Sumut sebenarnya sudah unggul terutama makanan dan minuman. Apalagi ini pangsanya besar ke PDRB. "Jadi otomatis akan menyumbang ke perekonomian Sumut. Tapi yang pasti harus tersertifikasi halal. Karena itu menjadi jaminan untuk customer," katanya.
Direktur LPPOM MUI Sumut, Basyaruddin, mengatakan, kerja sama denvan BI sangat baik. Pihaknya pun mengapresiasi BI karena memberi perhatian untuk mengembangkan ekonomi syariah. "Sumut punya banyak sekali potensi UMKM yang cukup baik, tapi ada masalah-masalah misalnya di pemasaran dan pembiayaan sehingga tersendat perkembangannya. Saya melihat ini sangat baik karena BI memberikan perhatian yang cukup besar terdapat perkembangan mereka, sehingga nanti bisa membantu ekonomi Sumut," katanya.
Selain itu, perhatian BI terhadap pengembangan ekonomi syariah ini sudah bersifat kontinu, tidak hanya seremonial saja. Tapi akan ada action.
Kemudian, kalau yang lalu sifatnya hanya memberikan edukasi kepada pengusaha-pengusaja, tahun ini bakal ada action dan bakal dibantu untuk mendapatkan sertifikat.
"Ini tindakan nyata, bukan hanya edukasi. Sehingga ini sangat membantu mereka, karena ini akan manjadi starter untuk menggerakkan mereka supaya jadi lebih maju dan berkembang," katanya.