Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-Medan. Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memiliki ambisi besar kembali menjadi tuan rumah pelaksana Kejuaraan Reli dunia pada tahun 2022 mendatang. Hal ini untuk kembali menggairahkan event reli di Indonesia, yang terakhir kali Indonesia pernah dipercaya menjadi tuan rumah World Rally Championship (WRC) pada tahun 1996 dan 1997 lalu di Sumut.
Pencanangan Indonesia menjadi tuan rumah WRC, tentu tidak hanya keinginan semata. Selain pernah menjadi tuan rumah, Indonesia juga memiliki lintasan sirkuit reli yang diakui di dunia, dengan medan lintasan (track) yang unik sekaligus menantang.
Seperti di Kalimantan, Sulawesi, hingga di Sumut. Daerah Sumut saja, beberapa jalur yang sangat cocok digunakan sebagai sirkuit reli dengan track menarik serta menantang ada di lintasan di Perkebunan Lonsum Sialang, Kecamatan Sei Rempah, Kabupaten Serdang Bedagai. Jalur ini juga baru saja dijajal sebagai tuan rumah Asian Pasific Rally Cahmpionship (APRC) seri V/2019 pada 26-29 Juli lalu.
Pereli asal Sumut Ijeck mengatakan untuk di Sumut, ada beberapa daerah yang sangat cocok dijadikan jalur lintasan reli berkelas dunia. Termasuk lintasan yang dulunya pernah dijadikan sirkuit WRC tahun 1996 dan 1997 yakni di kawasan Danau Toba, Tebingtinggi, dan Serdang Bedagai.
"Rambung Sialang, Paya Pinang, Good Jerek sekarang jadi Kebun Bistron, Babirong Hulu, Kebun Teh, lanjut Aek Nauli, sampai Parapat. Kemudian Sei Merah, Galang itu lintasan kita dari dahulu. Apalagi dulu finish Spesial Stage (SS) satu ketika kejuaraan dunia itu di Danau Toba,” ucap pria yang juga menjabat Wagubsu ini pada suatu kesempatan.
Dikatakan Ijeck, untuk menjadi tuan rumah WRC memang tidak gampang. Selain harus bisa memperjuangkan bidding menjadi tuan rumah melalui Federation Internasional Automobiles (FIA), di satu sisi perlu dukungan pemerintah mulai dari anggaran serta sarana dan prasarana yang baik. Menurut Ijeck, menjadi tuan rumah WRC sangat berdampak baik bagi pemerintah. Selain menambah pendapatan perekonomian masyarakat, ini sekaligus ajang promosi wisata Indonesia yang bisa meningkatkan wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.
"Keuntungan buat kita adalah promosi daerah dan negara kita akan hal wisata. Karena sekarang akses jalan tol sudah gampang, makanya untuk selanjutnya kita pilih lintasan di daerah tebing. Apalagi walikota minta karena banyak hotel-hotel di sana,” ujar Ijeck.
Wacana menjadi tuan rumah WRC juga mendapat dukungan dari sejumlah pereli nasional. Seperti pereli terbaik Indonesia asal Sulawesi Selatan Subhan Aksa. Begitu juga pereli asal Kalimantan Selatan Rihan Variza yang baru saja tampil sebagai juara Seri ke V APRC 2019. Rihan berharap pencanangan Indonesia melalui Provinsi Sumut menjadi tuan rumah WRC bisa segera terealisasi.
Sebelumnya Federation Internasional Automobiles (FIA) memberi dukungan dan sinyal kuat Indonesia kembali menjadi tuan rumah WRC. Chairman Stewart FIA, Wayne Scott mengatakan, akan mempertimbangkan niatan Sumut mewakili Indonesia menjadi tuan rumah WRC tahun 2022 mendatang.
Banyaknya dukungan yang diberikan sejumlah pihak mendapat tanggapan dari Ketua KONI Sumut John Ismadi Lubis yang menilai saat ini Indonesia dari sisi Sumber Daya Alam dan Manusia di bidaang otomotif sudah sangat mumpuni. Hanya tinggal dukungan dari pemerintah dan sponsorship dalam hal mendorong pendanaan menggelar event tersebut.
“Tantangan tinggal kesiapan kita saja. Kalau SDM kita cukup kok. Infrastruktur cukup tinggal masalah pendanaan, sponsorship itu harus kita kejar,” ujar John yang juga tokoh otomotif sekaligus pengurus IMI Sumut dan pusat, di kantornya Jalan Williem Iskandar Medan, Jumat (2/8/2019) sore.
John optimis, wacana provinsi Sumut ingin menjadi tuan rumah WRC pasti mendapat dukungan pemeirntah pusat. Apalagi tahun ini, sebenarnya Sumut ditawarkan menjadi tuan rumah Motocross Grand Prix. Hanya saja, IMI Sumut masih fokus pada rencana tuan rumah WRC.
“Pemerintah pasti mendukung termasuk pemerintah pusat. Kita kan sudah ke Kemenpora juga, Menpora juga mendukung. Sebeanrnya kalau kita mau kemarin, motocross Grand Prix ditawari, saya bilang tunda dulu, kita mau fokus ke WRC. Motocross GP di Indonesia kan ada dua putaran,” kata John.
Sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi mengatakan, APRC merupakan event terbesar yang pernah dilaksanakan di Indonesia sejak terakhir kali pada 2001. Tahun ini pelaksanan APRC lebih bergengsi karena diikuti pereli asal Italia Fabio Frisiero. Menurut Edy, dengan digelarnya event reli berskala Asia ini menjadi awal mula terwujudnya cita-cita Sumut bisa kembali dipercaya oleh FIA menjadi tuan rumah WRC di tahun 2022.