Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 31 poin atau turun 0,5% di level 6.250. IHSG diperdagangkan di rentang level 6.245-6.309. Sentimen negatif melebarnya defisit neraca perdagangan sebesar US$ 1,93 miliar di semester I-2019 menjadi beban penguatan IHSG di awal pekan ini.
Seluruh sektor saham kecuali sektor infrastruktur berada di zona merah. Hal ini menambah beban penguatan IHSG pada hari ini. Saham sektor properti dan pertambangan menjadi pemberat utama IHSG dengan penurunan masing-masing sebesar 0,94% dan 0,85%, diikuti oleh pelemahan sektor keuangan 0,55% dan sektor konsumer sebesar 0,5%.
"IHSG memang rentan terkena imbas pelemahan saham di berbagai bursa global karena ada beberapa sektor saham yang juga sangat sensitif merespon perubahan arah ekonomi global. Namun hal ini saya kira hanya bersifat sementara, dimana untuk jangka panjang IHSG masih berpotensi lebih berkembang," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Senin (12/8/2019).
Menurut Gunawan, potensi IHSG untuk jangka panjang bisa dilihat dari banyaknya jumlah dana yang dihimpun di pasar modal sampai dengan pekan lalu yakni senilai Rp 109,2 triliun dengan emiten baru yang tercatat sebanyak 29 emiten. Tak hanya itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga masih mengantongi 16 nama emiten yang akan listing di BEI.
Selain itu, jumlah investor di tanah air terus bertambah. Karena itu investor tidak perlu khawatir dengan sentimen-sentimen negatif yang sifatnya sementara.
Sementara itu, indeks saham di bursa global hari ini berada di 2 zona. Hal ini masih disebabkan oleh situasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Cina yang masih belum stabil. Indeks Shanghai menguat 1,4%, indeks Kospi naik 0,137%, indeks Korea naik 0,234%, indeks Hangseng turun 0,442%, indeks Nasdaq turun 0,995%, Indeks Dow Jones turun 0,344%.
Kompak dengan IHSG, nilai tukar rupiah juga melemah terhadap dolar AS dikisaran 14.332/dolar AS. Pelemahan nilai tukar rupiah ini seiring dengan sentimen melebarnya neraca perdagangan di tanah air. Tak hanya pada dolar AS, rupiah juga melemah terhadap beberapa mata uang negara lainnya seperti Pound Britania sebesar 1,3%, won sebesar 0,7%, dolar Singapura 0,89%), dan bahkan terhadap ringgit rupiah juga melemah 1%.