Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menemukan cara untuk penanganan jalan rusak di Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) Aek Latong di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatra Utara.
Penanganan dilakukan dengan cara merelokasi trase dari jalur yang ada (eksisting) saat ini. Relokasi trase dinilai lebih tepat karena kerusakan jalan Aek Latong yang terus berulang diakibatkan kondisi tanahnya berada tepat di atas jalur patahan.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto, mengatakan, pengerjaan relokasi trase Jalinsum Aek Latong akan dilakukan mulai awal tahun 2020. Saat ini tahapannya sudah lelang konsultan internasional untuk feasibility study.
Sugiyartanto didampingi Kepala BBPJN II Medan, Selamet Rasidi Simanjuntak, mengatakan feasibility study diupayakan tidak terlalu lama. Setelah itu akan dialokasikan pembiayaannya untuk melaksanakan pembangunan konstruksinya yang dilaksanakan secara bertahap.
"Moga-moga Januari tahun 2020 bisa kita kerjakan konstruksinya," kata Sugiyartanto menjawab medanbisnisdaily.com di sela pencanangan pelaksanaan studi kelayakan pengusahaan jalan tol dalam Kota Medan itu dilakukan di halaman Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jalan AH Nasution Medan, Kamis (15/8/2019).
Relokasi trase, lanjut Sugiyartanto, dilakukan dengan tetap memperhatikan aksebilitas warga. "Tetapi kita tetap mikir jangan sampai penduduk di situ tidak terfasilitasi untuk aksesnya. Nanti trase yang baru tetap disambungkan dengan trase yang lama untuk mengakomodir kebutuhan aksebitas dan mibilitas penduduk," sebut Sugiyartanto.
Sebagaimana diketahui, Jalinsum Aek Latong membelah kawasan hutan dengan tanah bergambut itu, mulai amblas di penghujung dekade 1990-an. Penyebab utama kerusakan Jalinsum Aek Latong adalah karena keberadaannya tepat di atas jalur patahan atau jalur vulkanik.
Penyebab lainnya adalah Kandungan unsur air sangat dominan di bagian bawah tanah jalan tersebut, sehingga kerap memicu pergerakan tanah. Hal itu pulalah yang membuat penanganan Jalinsum Aek Latong tak tuntas-tuntas selama ini.
Kondisinya makin parah pasca gempa yang mendera Aceh dan kawasan Pulau Sumatera bagian Utara beberapa tahun lalu. Para pakar vulkanologi menilai, jalan Aek Latong berada tepat di atas jalur vulkanik, yang sambung- menyambung ke urat vulkanik yang memicu gempa di Aceh.
Ketika terjadi pergerakan jalur vulkanik, permukaan Aek Latong amblas. Jalur Jalinsum ikut amblas, membuat aspal retak dan pecah. Dalam hitungan lima tahun, jalur Aek Latong itu amblas sekitar 15-20 m membuat daerah perbukitan itu menjadi cekungan yang digenangi air.
Keberadaan Jalinsum Aek Latong sangat vital bagi warga karena menjadi salah satu alternatif utama yang menghubungkan Taput dengan Tapsel dan Sibolga. Selama ini juga, jalan itu juga menjadi momok yang menakutkan bagi pengguna jalan karena kondisinya yang kerap longsor dan medannya curam.