Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi beberapa hari lalu menyatakan terdapat kepala daerah yang bakal "naik pangkat" jadi menteri di dalam kabinetnya. Untuk membantunya menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Spekulasi kemudian muncul dan berkembang, siapakah gerangan kepala daerah dimaksud? Sejumlah nama kemudian mencuat. Seperti, Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya) dan lainnya.
Kepada Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, pertanyaan terkait hal itupun dilontarkan. Apakah dia berkenan jika dipilih Jokowi menjadi menteri?
"Oh nggak..., nggak mau. Saya tidak mau," jawabnya tegas saat dijumpai setelah mengikuti rapat paripurna DPRD Sumut guna mendengarkan pidato Jokowi dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, Jumat (16/8/2019).
Tak disebutkan Edy kenapa dia enggan menerima jika ditunjuk Jokowi jadi pembantunya. Akan tetapi, jika ditelusuri latar belakang keputusannya memilih jadi gubernur, hingga harus rela mundur dari jabatan Pangkostrad, bisa dimengerti kenapa menolak jadi menteri. Dia berkeinginan kuat membangun Sumut yang merupakan tempatnya tumbuh dan besar.
Katanya, anggota kabinet harus mampu menerjemahkan petunjuk perencanaan dan pokok-pokok keinginan Presiden. Demi tercapainya tujuan nasional yakni mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa.