Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pematangsiantar. Jumlah motor gede pabrikan Inggris Birmingham Small Arms atau BSA di Kota Pematangsiantar awalnya hanya 70 unit. Namun, jumlah kendaraan perang itu sempat mencapai 3.000 unit.
Setelah berhasil diperbaiki, BSA dijadikan becak dan menjadi andalan transportasi masyarakat . Karena tingginya kebutuhan transportasi, pada tahun 1974 jumlah becak BSA bertambah dengan pesat.
"BSA kendaraan mesin pertama untuk angkutan publik. Bayangkan pada waktu itu gimana 70 unit dijadikan becak semua. Karena hukum permintaan itu tinggi, maka produknya ditingkatkan. Bahan baku cuma ada 70 unit gimana? lalu mereka lari ke Medan, ke Aceh, Lampung bahkan menyeberang ke Bakahuni sampai ke Jawa," kata Presiden BOMS (BSA Owner Motorcylce Siantar) H Kusma Erizal Ginting, di kediamannya.
"Semua dikumpulkan, pada puncaknya tahun 74 itu hampir 3.000 unit," imbuhnya.
Terkumpulnya 3.000 unit BSA yang dijadikan becak menurut Rizal merupakan sejarah yang luar biasa. Bagaimana tidak, di Inggris dimana pabrik BSA berdiri hal itu belum pernah terjadi.
"Jadi harus diingat posisi saat itu. Makanya 3.000 unit terkumpul dan itu terbesar di seluruh dunia. Di London sendiri satu kota itu hanya beberapa ratus unit. Di seluruh Inggris paling ada 2.000 unit. Enggak ada yang sampai 3.000," bebernya.
Di Inggris, lanjutnya, status sosial seseorang bisa dinilai dari kepemilikan BSA. Ia pun menceritakan pengalamannya saat ke Inggris.
Saat itu dirinya menyambangi pabrik BSA. Ia pun menunjukkan foto becak BSA kepada seseorang karyawan pabrik. "Saya tunjukkanthis in my city you know?, you are rich people. Orang kaya katanya. apa orang kaya, orang enggak pada hidupnya kan baru diutak-atik. Orang itu status sosial, kami jadikan becak gila enggak itu," ujarnya sambil tertawa.
Namun, yang terjadi sekarang jumlah becak BSA sudah berkurang. Dari 3.000an kini hanya menyisakan ratusan unit saja yang tergabung di komunitasnya. "Sekarang tinggal 200 an. Kami ada dua divisi. Pertama divisi becak dan divisi bikers," tandasnya.
Banyak becak BSA yang telah dijual dan dibawa keluar dari Siantar. Hal itulah faktor yang membuat jumlah becak BSA semakin berkurang. Selain itu, kurangnya perhatian dari pemerintah kota juga menjadi faktor lainnya.(dto)